Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar terbaru perusahaan-perusahaan yang mengalami perpindahan papan, seiring dengan dirilisnya daftar efek dalam pemantauan terbaru pada 5 Juni 2023.
“Penempatan pencatatan pada papan pemantauan khusus ini berlaku sejak 12 Juni 2023,” tulis BEI dalam pengumumannya, Sabtu (10/6/2023).
Total terdapat 171 emiten yang berada dalam papan pemantauan khusus, sebagian merupakan emiten-emiten yang berpindah dari papan utama. Sebagai catatan, saham emiten akan dimasukkan ke dalam papan pemantauan khusus apabila mengalami situasi yang mengacu pada salah satu dari 11 kriteria yang ditetapkan BEI.
Pemantauan khusus sendiri ditetapkan sebagai upaya perlindungan kepada investor pada saham-saham terkait.
BEI melaporkan terdapat 25 emiten yang berpindah dari papan utama ke papan pemantauan khusus. Di antaranya adalah produsen sepatu Bata PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) dengan kriteria 7. Kriteria ini bermakna saham memiliki likuiditas rendah dengan nilai transaksi rata-rata harian kurang dari Rp5 juta dan volume transaksi Harian kurang dari 10.0000 saham dalam 6 bulan terakhir di pasar reguler atau pasar reguler periodic call auction.
Emiten Grup Sinarmas yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (LIFE) juga menjadi saham-saham yang berpindah dari papan utama dengan kriteria pemantauan serupa.
Baca Juga
Emiten-emiten yang berasal dari papan pengembangan menjadi yang paling banyak menghuni papan pemantauan khusus terkini, yakni berjumlah 145 efek. Mayoritas emiten dari papan pengembangan yang masuk pemantauan khusus memiliki kriteria 1 yang berarti harga saham bertengger di bawah Rp51 dalam 6 bulan terakhir.
Bisnis juga mencatat 20 saham pendatang baru yang mendapat kriteria 1 dari BEI dalam papan pemantauan khusus. Saham tersebut yakni TRUE, HOPE, WINR, ARKA, CBMF, EPAC, KBAG, KOTA, PURA, REAL, TAMA, WOWS, BAUT, NTBK, BAPI, CPRI, DADA, POSA, SBAT, dan ENVY.
Kemudian, sejumlah emiten yang listing perioe 2019—2022 dan mendapat notasi 7 adalah LIFE, SOHO, CLAY, CBMF, EPAC, PURE, TAMA, AGAR, CSMI, RONY, POSA, ROCK, dan ENVY.
Sejumlah emiten asal papan pengembangan yang kini dalam pemantauan khusus juga memiliki kriteria 5. Artinya, emiten tersebut memiliki ekuitas negatif dalam laporan keuangan terakhir. Beberapa di antaranya adalah emiten Grup Bakrie PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan PT Net Visi Media Tbk. (NETV).
Terakhir, satu efek penghuni papan pemantauan khusus mulanya berasal dari papan akselerasi, yakni PT Falmaco Woven Industry Tbk. (FLMC). FLMC mendapat notasi 2 yang menunjukkan bahwa laporan keuangan auditan terakhir mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer).