Bisnis.com, JAKARTA – Emiten teknologi metaverse PT WIR Asia Tbk. (WIRG) mengalokasikan belanja modal hingga Rp100 miliar pada 2023 dengan perkiraan target pendapatan Rp4 triliun.
Chief Business Development Officer & Co-Founder WIR Group Jimmy Halim mengatakan sepanjang 2023, WIRG menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2023 hingga Rp100 miliar. Sementara pada 2022, capex yang telah dibelanjakan mencapai Rp200 miliar.
“Capex sudah dibelanjakan sekitar Rp200 miliar untuk 2022, digunakan untuk pengembangan software dan mesin DAV. Untuk tahun ini, Capex dianggarkan Rp50 miliar sampai Rp100 miliar,” kata Jimmy dalam paparan publik, Jumat (9/6/2023).
Meski menyebutkan angka yang akan dialokasikan untuk belanja modal sepanjang 2023, Jimmy enggan merincikan detail penggunaan dan dari mana dana Rp100 miliar tersebut.
Jika menilik laporan keuangan sepanjang 2022, WIRG membukukan kenaikan laba bersih menjadi Rp41,38 miliar atau naik 86,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp22,15 miliar.
Laba bersih itu sejalan dengan kenaikan pendapatan bersih yang mencapai 179,83 persen menjadi Rp1,69 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp605,51 miliar. Sementara itu beban pokok juga ikut melambung 180,94 menjadi Rp1,48 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp530,23 miliar.
Baca Juga
Meski mengalami pertumbuhan yang baik, capaian pendapatan dan laba bersih WIRG pada 2022 tidak sesuai dengan prediksi Jimmy. Akhir tahun lalu, Jimmy mengatakan pihaknya menargetkan pendapatan 2022 mencapai sekitar Rp1,79 triliun atau bertumbuh 197 persen dari 2021 dan mencapai sekitar Rp4 triliun atau bertumbuh sekitar 125 persen pada 2023 jika dibandingkan dengan 2022.
Sementara itu, hingga kuartal I/2023 pendapatan bersih WIRG mencapai Rp622,29 miliar, angka itu meningkat 106,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp301,05 miliar. Sementara itu laba bersih tercatat sebesar Rp14,33 miliar, hanya naik tipis sebesar 7,7 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp13,31 persen.
Saat dikonfirmasi mengenai target 2023, Jimmy menyebut masih optimistia dan masih sesuai dengan ketentuan namun tidak menutup kemungkinan akan direvisi. “Bisa kita update kembali,” imbuhnya.