Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,70 persen sehingga parkir di 6.666,33 pada perdagangan Kamis (8/6/2023). Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi emiten big cap dengan kenaikan tertinggi setelah tertekan dalam beberapa hari terakhir. GOTO mengumumkan akan mengganti CEO-nya dari Andre Soelistyo menjadi Patrick Walujo.
Indeks komposit sempat mencapai posisi tertinggi saat penutupan dan terendah di 6.598,42. Sebanyak 297 saham ditutup parkir di zona hijau, 219 saham melemah, dan 220 saham lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.
Mayoritas indeks sektoral terpantau ditutup menguat dengan kenaikan tertinggi pada sektor teknologi yang menguat 2,14 persen. Kemudian sektor energi naik 1,16 persen, kesehatan naik 0,78 persen, dan finansial menguat 0,76 persen.
Beberapa sektor yang melemah di antaranya adalah properti sebesar 0,71 persen dan industri dasar turun 0,37 persen.
Sebagian besar saham-saham di daftar top 10 big caps ditutup di zona hijau. GOTO memimpin kenaikan dengan penguatan harga saham sebesar 7,76 persen ke Rp125. Selanjutnya BBRI dan BYAN menyusul dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,39 persen dan 1,31 persen.
Selanjutnya saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menguat 0,66 persen, BBNI naik 0,55 persen dan TLKM menguat 0,48 persen.
Baca Juga
Adapun segelintir saham big cap yang melemah adalah TPIA sebesar 1,93 persen dan ASII turun 0,37 persen.
Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset tengah harinya menyebutkan IHSG bertahan di zona hijau di tengah tekanan pasar global, sementara bursa regional Asia mengalami koreksi akibat tekanan kenaikan suku bunga yang akan dilakukan oleh bank sentral.
Bank sentral Australia telah menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 3,85 persen menjadi 4,10 persen. Begitu pula bank sentral Kanada yang kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
“Tentunya ini membuat pasar khawatir bahwa kenaikan tingkat suku bunga yang akan dilakukan para bank sentral masing masing negara masih berpotensi akan terjadi,” tulis Pilarmas.
Dari dalam negeri, bank dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tumbuh sebesar 4,9 persen. Prediksi ini lebih baik dari prediksi sebelumnya sebesar 4,8 persen.
“Revisi prediksi yang dilakukan bank dunia memberikan indikasi bahwa proses pemulihan ekonomi dalam negeri tetap terjadi,” tulis Pilarmas.