Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (26/5/2023) kian mendekati level Rp15.000. Sementara itu, indeks dolar terpantau turun 0,11 persen ke posisi 104.067.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,02 persen atau turun 3,5 poin ke posisi Rp14.956 di hadapan dolar AS. Mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi terhadap dolar AS.
Yen Jepang menguat 0,19 persen, dolar Singapura menguat 0,13 persen, dolar Taiwan menguat 0,24 persen, won Korea menguat 0,05 persen, peso Filipina menguat 0,26 persen, yuan China menguat 0,14 persen dan bath Thailand menguat 0,12 persen.
Sementara mata uang yang melemah yaitu ringgit Malaysia melemah 0,26 persen, rupee India melemah 0,08 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.
Pengamat mata uang sekaligus pendiri Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan Dia melihat rupiah akan menguji rentang Rp15.000-Rp15.200 per dolar AS dalam beberapa hari ke depan. Namun, menurutnya, kisaran Rp14.800-Rp15.000 masih menjadi area konsolidasi utama.
Wahyu bilang pasar sebelumnya mengharapkan jeda kenaikan suku bunga The Fed, mengingat inflasi yang mereda dan ancaman resesi AS.
Baca Juga
Namun, beberapa anggota The Fed, seperti James Bullard, menginginkan dua kali lagi kenaikan suku bunga tahun ini karena ancaman kenaikan inflasi masih kuat.
Selain itu, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) 2-3 Mei yang dirilis pada Rabu (24/5/2023) malam juga menyiratkan ketiadaan peluang pemangkasan suku bunga.
Para pembuat kebijakan pada pertemuan itu mengatakan mereka tidak yakin tentang berapa banyak pengetatan kebijakan tambahan yang mungkin diperlukan. Mereka pun menimbang kemajuan yang lebih lambat pada perkiraan inflasi dan pasar tenaga kerja yang tangguh.
Perkembangan ini membuat mayoritas mata uang Asia dan mata uang utama seperti euro, poundsterling, dan dolar Australia melemah terhadap dolar AS.
“Semua karena antisipasi masih adanya peluang kenaikan suku bunga The Fed tahun ini,” kata Wahyu.