Bisnis.com, JAKARTA – PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) akhirnya memboyong anak usaha PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. untuk menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Calon emiten di bidang kendaraan listrik ini mencatatkan pertumbuhan penjualan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan prospektus, dikutip Kamis (25/5/2023), penjualan neto VKTR untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp679,17 miliar, meningkat sebesar 86,82 persen dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2020 sebesar Rp363,55 miliar.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan anak usaha VKTR sebesar 7.809 ton. Kenaikan tersebut sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif pasca pemulihan pandemi Covid-19.
Selanjutnya, penjualan neto VKTR pada akhir 2022 dalah sebesar Rp1,07 triliun, meningkat 57,71 persen dibandingkan 2021. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya penjualan 30 unit bus listrik dan peningkatan penjualan perusahaan anak perseroan.
Adapun laba sebelum manfaat pajak penghasilan VKTR untuk tahun 2022 adalah sebesar Rp75,85 miliar, meningkat 37,36 persen dibandingkan dengan 2021. Peningkatan tersebut disebabkan oleh terdapatnya keuntungan atas pelepasan saham pada entitas anak sebesar Rp2,42 miliar.
Kemudian penghasilan komprehensif lain neto setelah dikurangi pajak perseroan pada 2022 adalah sebesar Rp2,72 miliar, menurun 40,63 persen dibandingkan 2021. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pengukuran kembali atas program pensiun imbalan pasti. Alhasil penghasilan komprehensif tahun berjalan setelah efek penyesuaian merging entity VKTR pada 2022 adalah sebesar Rp70,96 miliar, meningkat 47,84 persen dibandingkan 2021.
Baca Juga
“Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan laba sebelum manfaat pajak penghasilan sebesar Rp20,63 miliar, sedangkan beban pajak penghasilan juga mengalami penurunan sebesar Rp4,20 miliar pada 2022,” tulis manajemen.
Kas dan setara kas VKTR pada 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp70,89 miliar, meningkat 167,57 persen jika dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2021 sebesar Rp26,49 miliar.
Per akhir 2022, total liabilitas VKTR sebesar Rp758,02 miliar, meningkat sebesar 30,05 persen jika dibandingkan dengan posisi 2021 sebesar Rp582,87 miliar. Lonjakan liabilitas tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pinjaman jangka pendek dan utang pihak berelasi sebesar Rp140,38 miliar dan Rp118,14 miliar.
VKTR didirikan pertama kali dengan nama PT Bakrie Steel Industries pada 23 November 2007. Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT VKTR Teknologi Mobilitas pada 29 Maret 2022.
Kegiatan usaha VKTR saat ini adalah bergerak di bidang perdagangan besar mobil baru dan sepeda motor baru berupa Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
VKTR juga melakoni bisnis komponen suku cadang, aksesori mobil, dan industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, sepeda motor roda dua dan tiga serta industri pengecoran besi dan baja, industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih.
VKTR memulai perjalanannya di sektor kendaraan listrik dalam menjual bus listrik pada 2018. Perseroan melakukan peluncuran produk bus listrik BYD di IMF/World Bank Conference sebagai langkah permulaan mengenalkan bus listrik di Indonesia.
Sampai saat ini, VKTR masih berfokus untuk melakukan penjualan business-to-business (B2B) dengan membawa bus listrik dari merek BYD, Switch Mobility dan JAC.
Pada 2022, VKTR telah menandatangani kerja sama dengan TransJakarta dalam penggunaan bus listrik sebagai salah satu moda transportasi yang akan dioperasikan oleh TransJakarta. Bus yang Perseroan gunakan untuk hal tersebut adalah hasil dari kerja sama dengan BYD, salah satu produsen bus terbesar di dunia yang berbasis di Cina.
Saat ini VKTR telah menjual 30 EV Bus kepada Mayasari Bakti yang telah dioperasikan oleh TransJakarta.