Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ambruk, Negosiasi Pagu Utang AS Masih Buntu

Fakta bahwa beberapa politisi AS mempertimbangkan gagal bayar AS di depan umum adalah pertanda buruk.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street, New York jatuh pada akhir perdagangan Selasa (23/5/2023) waktu setempat karena negosiasi untuk menaikkan plafon utang AS tetap menemui jalan buntu.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (24/5/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,69 persen atau 231,07 ke 33.055,51, S&P 500 anjlok 1,12 persen atau 47,05 poin ke 4.145,58, dan Nasdaq terperosok 1,26 persen atau 160,53 poin ke 12.560,25.

Negosiasi pagu utang AS dilanjutkan pada Selasa. Namun, kemajuan tampak terbatas, dengan beberapa anggota parlemen AS mempertanyakan urgensi tenggat waktu yang diberlakukan oleh Menteri Keuangan Janet Yellen mengenai kapan pemerintah akan mulai kehabisan uang.

Investor telah menuntut premi yang lebih tinggi untuk menahan portofolio pada utang AS, terutama yang berisiko gagal bayar tertinggi, dengan sedikit waktu tersisa bagi politisi untuk menemukan kesepakatan. Imbal hasil sekuritas yang jatuh tempo 6 Juni mencapai 6 persen pada Selasa dibandingkan dengan surat utang yang jatuh tempo 30 Mei dengan imbal hasil sekitar 2 persen.

“Fakta bahwa beberapa politisi ini mempertimbangkan default di depan umum adalah pertanda buruk,” kata Mike Zigmont, kepala perdagangan dan penelitian Harvest Volatility Management.

Adapun penurunan S&P 500 dipimpin oleh saham industri dan komunikasi. Lowe's Cos. memangkas prospek penjualannya akibat perlambatan belanja konsumen. Broadcom Inc. menandatangani kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan Apple Inc. untuk mengembangkan komponen frekuensi radio 5G. Sementara itu anjloknya saham produsen barang mewah termasuk Hermes International menghapus nilai kapitalisasi pasar bursa lebih dari US$30 miliar.

Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy menyebut diskusi mereka pada Senin sebagai hal yang produktif. Tetapi kesepakatan tentang batas utang tetap sulit dipahami, dengan McCarthy memohon kepada Partai Republik untuk tetap bersatu dalam tuntutan mereka dalam hal mencegah gagal bayar AS.

“Sebagai investor, sangat sulit untuk menentukan dampak plafon utang. Kita tidak punya apa-apa untuk dipegang. Pasar tahu bahwa ini adalah risiko yang besar, tetapi sangat sulit untuk mengukur dan memposisikannya terlebih dahulu.” kata Remi Olu-Pitan, kepala pertumbuhan dan pendapatan multi-aset Schroders.

Kepala Ahli Strategi Pasar Global Invesco Kristina Hooper mengatakan dia melihat default teknis singkat sebagai kemungkinan nyata, yang lebih mungkin tercermin dalam harga obligasi, daripada saham.

“Pihak-pihak yang bernegosiasi semakin pesimis. Dan itu menunjukkan kepada saya bahwa kita akan melihat lebih banyak gejolak pasar dalam beberapa hari mendatang,” jelasnya.

Dalam berita ekonomi, penjualan rumah baru AS secara tak terduga naik ke level tertinggi lebih dari satu tahun, dan aktivitas bisnis AS tumbuh paling tinggi pada Mei dalam lebih dari setahun.

Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada Selasa bahwa jika inflasi menjadi sangat mengakar, Federal Reserve dapat mempertahankan kenaikan suku bunga lebih lama.

Risalah The Fed yang diharapkan pada Rabu dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terakhir akan menawarkan wawasan terbaru kepada para pelaku pasar tentang apakah suku bunga akan dihentikan sementara pada pertemuan Fed berikutnya di bulan Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper