Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Bengkak, Induk Hotel Alila (BUVA) Diambil Alih Nusantara Utama Investama

Hotel Alila, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA)akan diambil oleh PT Nusantara Utama Investama sebagai kompensasi atas pembayaran utang BUVA Rp882,6 miliar.
Hotel Alila SCBD, Jakarta./buvagroup.com
Hotel Alila SCBD, Jakarta./buvagroup.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola Hotel Alila, PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA)akan diambil oleh PT Nusantara Utama Investama sebagai kompensasi atas pembayaran utang BUVA Rp882,6 miliar.

BUVA berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Dalam aksi korporasi ini PT Nusantara Utama Investama akan menjadi pengendali baru BUVA.

Berdasarkan keterbukaan informasi, BUVA merencanakan private placement untuk melakukan restrukturisasi atas kewajibannya kepada kreditur baru yang dalam hal ini adalah PT Nusantara Utama Investama. Nantinya BUVA akan melakukan pembayaran utang dengan konversi atas kewajiban yang akan dikonversi menjadi saham baru.

Konversi saham baru dilakukan berdasarkan harga konversi melalui private placement dalam rangka perbaikan posisi keuangan BUVA.

BUVA akan menerbitkan sebanyak 14,71 miliar (14.710.110.661) saham baru dengan nominal Rp50. Jumlah saham tersebut setara dengan 68,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor BUVA setelah pelaksanaan private placement. 

“Dalam rangka memperbaiki posisi keuangannya, BUVA telah menandatangani perjanjian penyelesaian utang dimana sebagian utang BUVA yang dahulunya dari kreditur awal dan telah dialihkan kepada kreditur baru akan dikonversi menjadi saham baru,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa (23/5/2023).

Adapun PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) merupakan kreditur awal BUVA berdasarkan Perjanjian Kredit BCA – BUVA dan Perjanjian Kredit BCA – PT Bukit Lagoi Villa (BLV). Dalam perjanjian kredit antara Bank BCA dengan BUVA, pinjaman perbankan yang diperoleh mencapai Rp658 miliar dengan fasilitas kredit 1 sampai kredit investasi 7.

Pinjaman perbankan tersebut digunakan diantaranya untuk membiayai kebutuhan modal kerja Perseroan, mengambil alih (take over) fasilitas kredit BUVA di PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (sekarang Maybank), dan refinancing atas penyertaan atau akuisisi pada PT Dialog Mitra Sukses.

Selanjutnya pinjaman digunakan untuk refinancing atas capital expenditure unit villa baru yaitu Alila Ubud, Bali. Berikutnya untuk refinancing capital expenditure 3 outlet restoran PT Culina Global Utama, membiayai akuisisi saham PT Mandra Alila, serta membiayai capital expenditure tambahan 6 unit villa di Alila Ubud dan pembangunan wedding hall di Alila Villa Uluwatu, Bali.

Adapun fasilitas kredit tersebut di atas telah jatuh tempo dengan outstanding utang BUVA yang belum dilunasi mencapai Rp724,4 miliar. Selain itu, PT Bukit Lagoi Villa yang merupakan entitas usaha BUVA juga telah menerima pinjaman perbankan berupa fasilitas kredit investasi dengan total Rp200 miliar untuk pembangunan 52 unit bangunan villa di Villa Alila Bintan.

Pinjaman tersebut juga telah jatuh tempo dengan outstanding utang BLV yang belum dilunasi adalah sebesar Rp328,19 miliar. Dengan demikian total utang BUVA kepada Bank BCA mencapai Rp1,05 triliun. Pihak BUVA dengan  PT Nusantara Utama Investama juga telah menandatangani perjanjian penyelesaian utang demi menyelesaikan kewajiban pinjaman tersebut.

Berdasarkan perjanjian tersebut, seluruh pihak sepakat untuk melakukan konversi sebagian utang yang jatuh tempo sebesar Rp882,6 miliar menjadi saham biasa pada tanggal pelaksanaan PMTHMETD kewajiban yang akan dikonversi.

Secara rinci, pinjaman yang akan dikonversi terdiri dari seluruh utang berdasarkan perjanjian kredit BCA-BLV, dan Rp554,4 miliar dari perjanjian kredit BCA-BUVA. Adapun harga saham baru yang akan diterbitkan sebesar Rp60 per saham.

“Kewajiban yang akan dikonversi akan lunas pada saat kreditur baru menerima saham baru dan dicatatkannya saham baru hasil konversi menjadi saham kreditur baru pada BEI,” tulis manajemen BUVA.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper