Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HSBC Nilai Pasar IPO di Indonesia Seksi, Kalahkan Hong Kong hingga AS

SBC menilai Indonesia menjadi pasar terpanas bagi perusahaan untuk IPO pada tahun ini mengalahkan Hong Kong.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - HSBC menilai Indonesia menjadi pasar terpanas bagi perusahaan untuk melantai di bursa atau penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Pasar IPO di Indonesia bahkan bisa mengalahkan Hong Kong dan Amerika Serikat (AS).

Head of Equity Strategy Asia Pacific HSBC Herald van der Linde mengatakan berdasarkan pengamatannya, hingga 5 bulan pertama tahun ini, banyak perusahaan yang kemudian melantai di bursa Indonesia.

"Secara global, Indonesia telah menjadi pasar IPO terpanas tahun ini. Jumlah IPO di Indonesia sudah melebihi Hongkong dan telah melampaui AS yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Herald dalam HSBC 2H 2023 Asian Outlook pada Senin (22/5/2023).

Tren IPO itu terjadi di Indonesia karena berkembangnya usaha-usaha kecil. Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah mulai berkembangnya industri kendaraan listrik dan dorongan pemerintah terhadap ekosistemnya membuat pasar IPO kian ramai.

"Ini berkaitan dengan permulaan awal rantai pasokan kendaraan listrik hingga rantai pasokan pembuatan baterai yang bergerak positif," kata Herald.

Ia juga menilai pasar IPO di Indonesia juga akan terus berkembang ke depannya. Namun, sulit bagi pasar IPO Indonesia mengalahkan pasar China. 

Sebelumnya, Ernst and Young (EY) juga mencatat IPO di bursa Indonesia mengungguli pasar IPO ASEAN. EY Indonesia Strategy and Transaction Partner Sahala Situmorang mengatakan selama empat tahun terakhir, Indonesia telah melihat total nilai emisi ekuitas meningkat dari Rp15 triliun pada 2019 menjadi Rp33 triliun pada 2022.

Pada tahun ini, per kuartal I/2023 pasar IPO Indonesia telah menyaksikan 30 IPO dengan nilai penerbitan berkisar dari US$1,91 juta dari Mitra Tirta Buwana dan US$596 juta dari Pertamina Geothermal.

Ia menuturkan kondisi pada kuartal I/2023 memperlihatkan jumlah penerbitan saham 50 persen melebihi jumlah penerbitan pada tahun 2022 berdasarkan volume deals.

"Kondisi ini diharapkan mampu mendukung pasar IPO Indonesia berjalan sehat dan aktif di sepanjang tahun 2023, dengan semakin banyak perusahaan dari profil dan sektor yang beragam memutuskan untuk go public," kata Sahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper