Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bergerak Melemah, Saham GOTO dan Adaro Jadi Incaran Investor

IHSG dibuka stagnan pada pembukaan perdagangan hari ini dan bergerak ke zona merah, Senin (22/5/2023). Saham GOTO, ADRO, BBNI menjadi buruan investor.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan pada pembukaan perdagangan hari ini dan bergerak ke zona merah, Senin (22/5/2023). Saham GOTO, ADRO, BBNI menjadi buruan investor.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka di posisi 6.700,56 dan bergerak pada rentang 6.683,34-6.705,02 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 177 saham menguat, 140 saham melemah, dan 249 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau naik menjadi Rp9.516 triliun.

Saham ABMM terpantau turun hingga 6,85 persen ke Rp3.130. Kemudian disusul NPGF dan SMIL yang turun masing-masing 6,76 persen dan 6,76 persen.

Dari jajaran big caps, BBRI melemah 1,39 persen, disusul BBCA dan TLKM dengan penurunan 0,56 persen dan 0,25 persen.

Sementara itu, saham GOTO menguat dengan naik 0,87 persen, disusul saham BBNI yang naik 0,28 persen dan ADRO naik 2,07 persen.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.657– 6.728.

Adapun sentimen dari dalam negeri untuk pergerakan IHSG antara lain, Kementerian Keuangan menargetkan defisit Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) pada 2024 di kisaran Rp496,6 triliun hingga Rp610,9 triliun, atau setara dengan 2,16 persen hingga 2,64 persen dari Produk Domestik Bruto.

Target defisit APBN tersebut lebih rendah dibandingkan target pada 2023 yang ditetapkan sebesar 2,84 persen dari PDB. Tingkat rasio utang pada 2024 ditargetkan mencapai kisaran 38,07 persen hingga 38,97 persen dari PDB, dan lebih rendah dibanding target pada 2023 sebesar 39,4 persen dari PDB.

Dari mancanegara, Jepang mencatat inflasi pada periode April 2023 sebesar 3,5 persen YoY, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tercatat di level 3,2 persen YoY. Core inflation tercatat di level 3,4 persen YoY, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya 3,1 persenYoY.

Sementara itu, Malaysia mencatat neraca dagang yang surplus MYR12,8 miliar pada April 2023. Namun surplus tersebut lebih rendah dibanding perolehan surplus pada periode sebelumnya yang tercatat MYR26,7 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper