Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Strategi Panca Budi (PBID) Genjot Laba Bersih pada 2023

Emiten produsen plastik Panca Budi Idaman (PBID) akan berupaya menggenjot penjualan di kuartal II dan III/2023 untuk meningkatkan laba bersih di 2023.
Emiten produsen plastik Panca Budi Idaman (PBID) akan berupaya menggenjot penjualan di kuartal II dan III/2023 untuk meningkatkan laba bersih di 2023. / Bisnis-Annisa Saumi.
Emiten produsen plastik Panca Budi Idaman (PBID) akan berupaya menggenjot penjualan di kuartal II dan III/2023 untuk meningkatkan laba bersih di 2023. / Bisnis-Annisa Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen plastik PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) menyampaikan telah menyiapkan strategi untuk menggenjot laba bersih di sepanjang 2023. 

Direktur Panca Budi Idaman Vicky Taslim menjelaskan hingga kuartal I/2023 permintaan dari pasar terhadap kemasan plastik memang agak turun. 

"Kami bicara dengan perusahaan FMCG, mereka mengatakan demand turun. Biasanya mereka antisipasi 2-3 bulan sebelum lebaran ramai, tapi lebaran kali ini jelek sekali," ujar Vicky dalam paparan publik PBID di Jakarta, Jumat (19/5/2023).

Sebagaimana diketahui, PBID membukukan penjualan bersih senilai Rp1,22 triliun pada kuartal I/2023. Penjualan bersih ini turun 1,79 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang sebesar Rp1,24 triliun. 

Demikian pula dengan laba bersih PBID yang turun 14,24 persen menjadi Rp100,2 miliar di kuartal I/2023, dari Rp117,12 miliar secara tahunan atau year on year (yoy). 

Untuk memperbaiki kinerja ini, Vicky menuturkan pihaknya akan mendorong penjualan di kuartal II/2023 dan kuartal III/2023, sambil berharap demand di pasar membaik. 

Sebagai informasi, penurunan kinerja PBID ini juga terjadi secara tahun penuh 2022. Pada 2022, PBID mencatatkan peningkatan penjualan 13,26 persen secara tahunan di 2022 menjadi Rp5,03 triliun, dari Rp4,44 triliun di 2021. 

Akan tetapi, laba bersih PBID turun 14,75 persen menjadi Rp3,52 triliun, dari Rp4,13 triliun secara tahunan akibat naiknya beban pokok penjualan.

Vicky menjelaskan salah satu alasan penurunan laba bersih ini adalah inflasi dan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. 

"Ada banyak komponen utang kami di dolar. Jadi di awal tahun kurs masih Rp14.200, di akhir tahun Rp15.500, tetapi kami tetap mempertahankan pangsa pasar. Itu strategi kami," ujar dia. 

Adapun untuk tahun ini PBID menargetkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 10-15 persen. Pihaknya optimistis PBID dapat meningkatkan pencapaian kinerja perusahaan, seiring dengan pemulihan situasi global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper