Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 20 perusahaan dalam pipeline IPO saham BEI berpotensi masuk ke kategori hijau dalam taksonomi hijau.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan definisi dan lingkup dari sektor hijau saat ini cukup luas. Menurutnya, apabila mengacu pada Taksonomi Hijau Indonesia Edisi 1.0 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka terdapat 20 perusahaan yang berpotensi masuk ke kategori hijau atau setara 47,62 persen perusahaan dalam pipeline pencatatan saham Bursa.
"Sebanyak 4 perusahaan tidak masuk ke kategori hijau dalam taksonomi hijau atau 9,52 persen," tutur Nyoman, Selasa (16/5/2023). Adapun sebanyak 18 perusahaan berada diluar pemetaan taksonomi hijau saat ini atau setara 42,86 persen.
Menurut Nyoman, penentuan kategori hijau dalam taksonomi hijau serta ambang batasnya didasarkan pada regulasi dan kebijakan kementerian terkait, dan tidak dapat ditentukan oleh Bursa.
"Penelaahan kami di atas berdasarkan pencocokan kegiatan usaha calon perusahaan tercatat berdasarkan nomor KBLI-nya dengan daftar di dalam taksonomi hijau," ucapnya.
Sebagai informasi, mencatat terdapat 42 perusahaan yang berada dalam antrean atau pipeline penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) per 12 Mei 2023.
Baca Juga
Perusahaan dari sektor consumer cyclicals mendominasi antrean IPO dengan jumlah 7 perusahaan. Kemudian sektor basic materials, consumer non-cyclical, dan properties and real estate menyumbang antrean terbanyak selanjutnya, masing-masing 5 perusahaan.
Kemudian sektor energi, infrastruktur, dan transportasi & logistik masing-masing mengirim 3 delegasi perusahaan dalam pipeline IPO.
Sementara itu, terkait indeks saham, menurut Nyoman terdapat 5 indeks yang berkaitan dengan ESG, diantaranya yaitu SRI-KEHATI, IDX ESG Leaders, ESG Sector Leaders IDX KEHATI, ESG Quality 45 IDX KEHATI, dan IDX LQ45 Low Carbon Leaders. Secara year-to-date (YTD) dari penutupan perdagangan tanggal 16 Mei 2023, masing-masing indeks tersebut memiliki return sebesar 2,05 persen, 0,13 persen, -0,06 persen, 1,19 persen, dan 1,29 persen.
Sebagai informasi, nilai return (YTD) dari penutupan perdagangan tanggal 16 Mei 2023 untuk IHSG dan indeks LQ45 masing-masing sebesar -2,54 persen dan -0,79 persen.