Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) terpantau anjlok 6,92 persen hingga menyentuh auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan hari ini, Senin (15/5/2023) tak lama usai manajemen KRAS menginformasikan pengunduran diri Melati Sarnita selaku Direktur Komersial beberapa hari yang lalu.
Pada sesi I perdagangan hari ini, Senin (15/5/2023) pukul 09.35 WIB, saham KRAS terpantau melemah 6,92 persen atau turun 18 poin ke level Rp242. Saham KRAS diperdagangkan sebanyak 22,26 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp5,54 miliar.
Adapun kapitalisasi pasar KRAS mencapai Rp4,68 triliun hingga artikel ini ditulis. Kemudian price earning ratio (PER) berada di posisi -4,25 kali, sedangkan price to book value (PBV) berada di posisi 0,52 kali.
Sebelumnya, manajemen Krakatau Steel menginformasikan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Melati Sarnita selaku Direktur Komersial tertanggal 10 Mei 2023.
Corporate Secretary Krakatau Steel Pria Utama ketika dimintai konfirmasi mengatakan permohonan pengunduran diri Melati akan berlaku efektif setelah didiskusikan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang rencananya akan dilaksanakan pada 21 Juni 2023. Namun dia tidak memperinci alasan pengunduran Melati Sarnita dari jabatannya saat ini.
“Yang bersangkutan masih tetap menjabat dan menunggu keputusannya di RUPS tahunan pada 21 Juni 2023,” kata Pria, Sabtu (13/5/2023).
Baca Juga
Perihal kandidat pengganti, Pria mengatakan hal tersebut akan ditentukan oleh pemegang saham seri A Krakatau Steel yakni Kementerian BUMN.
“Untuk kandidat pengganti, tentunya itu merupakan kewenangan dari pemegang saham seri A yakni Menteri BUMN,” katanya.
Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan POJK No. 33/2014, permohonan pengunduran diri sebagaimana diungkapkan di atas akan berlaku efektif setelah didiskusikan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2023.
“Kami telah menerima surat pengunduran diri Melati Sarnita sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel,” jelas Corporate Secretary Krakatau.
Melati Sarnita tercatat pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha di Krakatau Steel pada 2019. Dia kemudian mengampu tugas sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel yang bertanggung jawab atas komersial bisnis Krakatau Steel pada 2020.
Sebelum menjadi direktur di Krakatau Steel, lulusan Master of Business Administration Universitas Gadjah Mada dan Sarjana Teknik Metalurgi Universitas Indonesia itu pernah berkarier di bidang energi dan gas bumi di Kodeco Energy Co. Ltd., Chevron, dan Perusahaan Gas Negara.
KINERJA KRAKATAU STEEL
KRAS mencatatkan pertumbuhan penjualan pada kuartal I/2023 meskipun bottom line tertekan selisih kurs yang membuat pencatatan keuangan menjadi rugi dari sebelumnya laba.
Terlepas dari kinerja bottom line yang negatif, BUMN baja ini sejatinya mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 2,04 persen mencatatkan pendapatan US$689,83 juta pada kuartal I/2023 atau setara Rp10,33 triliun dari dari US$675,99 juta per Maret 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel menyampaikan pendapatan KRAS pada kuartal I/2023 ditopang penjualan baja lokal US$576,39 juta, ekspor baja US$33,35 juta, dan sarana infrastruktur US$74,31 juta. Komponen pendapatan tersebut cenderung naik, kecuali ekspor baja yang turun dari US$138,34 juta per Maret 2022.
"Kenaikan pendapatan dipicu oleh kenaikan volume penjualan baja sebesar 10,31 persen menjadi sebesar 611.000 ton dari sebelumnya 554.000 ton, meskipun harga cenderung tertekan di kuartal I/2023," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (6/5/2023).
Dia menambahkan KRAS terus berupaya menjaga kinerja bisnisnya. Hal ini ditunjukkan dengan capaian laba bruto sebesar US$52,4 juta, EBITDA positif US$29,8 juta serta laba operasi sebesar US$21,9 juta.
Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih US$18,26 juta atau sekitar Rp273,52 miliar (estimasi kurs Rp14.977 per dolar AS) pada kuartal I/2023. Rugi bersih itu berbalik dari laba bersih US$26,45 juta per Maret 2022. Torehan ini turut dipengaruhi oleh rugi kurs sebesar US$25,8 juta dari sebelumnya keuntungan kurs US$5,3 juta.
“Kami yakin dan tetap berupaya menjaga kinerja Krakatau Steel makin baik di tiga kuartal selanjutnya. Walaupun secara bottom line Krakatau Steel membukukan rugi periode berjalan sebesar US$19,8 juta, tetapi faktor utamanya berasal dari rugi selisih kurs sebesar US$25,8 juta. Jika rugi selisih kurs yang di luar kontrol kami dihilangkan, maka kerugian di kuartal I/2023 tidak terjadi, artinya Krakatau Steel masih membukukan laba bersih sekitar US$5,9 juta,” kata Tardi dalam siaran pers, Kamis (4/5/2023).