Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAA untuk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan obligasinya yang beredar. Atas peringkat tersebut, outlook TPIA diafirmasi stabil.
Peringkat tersebut mencerminkan pandangan Pefindo terhadap posisi Chandra Asri di industri petrokimia dalam negeri sebagai yang terdepan karena didukung oleh sinergi dengan mitra strategisnya pasca akuisisi saham perusahaan utilitas Krakatau Daya Lstrik dan Krakatau Tirta Industri, serta berdasarkan likuiditas TPIA yang kuat dengan fleksibilitas keuangan yang sangat kokoh.
Chief Financial Officer Chandra Asri, Andre Khor, mengaku senang Pefindo menegaskan dan membedakan stabilitas peringkat kredit perusahaanya.
“Kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai sinergi yang ditargetkan dalam akuisisi aset infrastruktur kami yaitu Krakatau Daya Listrik dan Krakatau Tirta Industri, melalui peningkatan pendapatan, efisiensi operasional, dan optimalisasi modal,” kata Andre Khor dalam keterangan resminya (15/5/2023).
TPIA berkomitmen terus menjaga kehati-hatian keuangan dan disiplin modal, karena perseroan akan memprioritaskan pengembalian yang lebih tinggi, risiko yang lebih rendah, dan investasi pengembalian yang lebih cepat di area dimana Chandra Asri memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
“Selaras dengan pengumuman penandatanganan nota kesepahaman/ (MoU) kami baru-baru ini dengan Indonesia Investment Authority (INA), sovereign wealth fund Indonesia, untuk mengejar pengembangan Pabrik chlor-alkali berskala global di Indonesia sebagai bagian dari rencana ekspansi CAP2,” tambahnya.
Baca Juga
Penerbitan peringkat idAA- didapatkan dari Pefindo, lembaga pemeringkat kredit tertua dan terpercaya di Indonesia. Pefindo menilai kemampuan Chandra Asri untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas surat utang tersebut sangat kuat, dibandingkan obligor Indonesia lainnya.
dan Indonesia Investment Authority (INA) bekerja sama mengembangkan pabrik chlor-alkali berskala dunia di Indonesia. Pabrik tersebut akan mendukung penghiliran nikel dan pengembangan industri kendaraan listrik.
Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah mengatakan kolaborasi tersebut sangat selaras dengan tema investasi prioritas INA untuk mendukung hilirisasi rantai nilai nikel–komponen penting dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
“Melalui kerja sama ini, kami bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor caustic soda secara signifikan dan meningkatkan ketahanan ekonomi negara kita,” kata Ridha, dalam keterangan resmi, Kamis (13/4/2023).
TPIA dan INA elah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk mengembangkan pabrik chlor-alkali berskala dunia.
Presiden Direktur dan CEO Chandra Asri Erwin Ciputra menyebutkan INA dan calon investor internasional lainnya akan menjajaki rencana pembelian saham PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh TPIA.
“Anak usaha ini telah didirikan sebagai special purpose vehicle untuk berinvestasi dalam pembangunan pabrik chlor-alkali berskala dunia,” jelasnya.
Pabrik ini akan memproduksi lebih dari 400.000 metrik ton per tahun caustic soda (sodium hydroxide) dan 500.000 metrik ton per tahun ethylene dichloride (EDC).
Sebagai bagian dari akselerasi pembangunan pabrik ini, Chandra Asri telah menandatangani perjanjian basic engineering and licensing dengan Asahi Kasei Corporation (AKC) dari Jepang, pemegang lisensi terkemuka kelas dunia dengan kekayaan intelektual canggih untuk pembangunan pabrik chlor-alkali berskala dunia.
Erwin Ciputra Investasi aset hilir ini sejalan dengan strategi inti untuk mencapai pertumbuhan transformasional melalui PT Chandra Asri Perkasa, kompleks petrokimia TPIA yang berskala global.
Sebagai komponen inti dari portfolio keseluruhan CAP2, pabrik chlor-alkali ini akan membantu memenuhi kebutuhan Indonesia dan Asia Tenggara yang terus meningkat akan caustic soda dan EDC.