Bisnis.com, JAKARTA -- Berdasarkan pantauan Bisnis, akun Instagram milik Adaro (ADRO) @adaroenergy masih belum dapat diakses pada Senin (15/5/2023) pukul 10.35 WIB. Akun dengan 56.000 pengikut (followers) itu masih dapat ditemukan di mesin pencari Google tetapi tidak dapat diakses.
Sebelumnya, akun Instargam Adaro menjadi sorotan warganet yang menyoroti isu energi hijau. Mereka membanjiri unggahan-unggahan ADRO dengan komentar bernada penolakan terhadap energi kotor atau emisi karbon, juga seruan transisi menuju energi bersih.
Komentar-komentar itu muncul setelah adanya aksi pembentangan spanduk dan penyampaian aspirasi oleh dua aktivis yang juga pemegang saham ADRO dalam RUPS perseroan, Kamis (11/5/2023). Mereka memprotes rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara baru ADRO.
Adaro akan membangun PLTU batu bara baru di Kalimantan Utara untuk memenuhi kebutuhan listrik 1,1 gigawatt di smelter alumunium milik perseroan. Proyek itu akan menjadi PLTU captive, yakni pembangkit listrik yang didedikasikan untuk menyediakan listrik bagi suatu fasilitas industri.
Adaro berencana memproduksi 500.000 ton alumunium per tahun melalui smelter tersebut. Berdasarkan riset Market Forces, PLTU batu bara baru itu akan menghasilkan emisi setidaknya 5,2 juta ton CO2 ekuivalen per tahun, meskipun sudah menggunakan teknologi terbaik saat ini yakni ultra super critical.
"Stop pembangunan PLTU batu bara baru! Satu miliar orang akan terancam oleh krisis iklim akibat emisi PLTU batu bara," ujar salah seorang pemegang saham yang melayangkan protes di RUPS ADRO, dikutip dari unggahan @greenpeaceid.
Pemegang saham lainnya menyampaikan aspirasi bahwa batu bara adalah penyebab utama krisis iklim yang mengancam masa depan semua orang.
Berdasarkan pernyataan resmi Corporate Communication Adaro Energy, akun Instagram @adaroenergy tidak dapat diakses sejak Sabtu (13/5/2023). Pihak Adaro menilai bahwa terdapat serangan siber yang masif sehingga akun perseroan lenyap.
Pihak ADRO menyatakan bahwa akun Instagram @adaroenergy merupakan salah satu kanal penyampaian keterbukaan informasi kepada publik dan pemegang saham. Mereka menyampaikan permohonan maaf atas tidak bisa diaksesnya akun Instagram tersebut.
"Kami masih terus berkoordinasi pihak-pihak berwenang, agar kanal resmi perusahaan dapat kembali diakses dan sekaligus untuk menempuh langkah-langkah lebih lanjut sesuai peraturan yang berlaku," dikutip pada Senin (15/5/2023) dari keterangan resmi Adaro.
Di sisi lain,saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) anjlok menyusul protes warganet dan hilangnya akun instagram perseroan. Di sisi lain, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) tengah menurun.
Pada perdagangan Senin (15/3/2023) pukul 11.43 WIB, saham ADRO anjlok 3,62 persen atau 100 poin menjadi Rp2.650. Sepanjang pagi ini, saham ADRO bergerak di rentang Rp2.630-Rp2.790 per saham. Adapun selama tahun berjalan saham ADRO sudah turun 31,17 persen.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pergerakan ADRO sudah berada di akhir uptrend jangka pendeknya, ditambah dengan adanya pelemahan harga komoditas batu bara dunia.
"Dalam jangka pendek kami perkirakan ADRO akan rawan terkoreksi untuk menguji rentang Rp2.780-Rp2.900. Selama ADRO tidak terkoreksi ke bawah Rp2.600 maka ADRO akan berpeluang menguat kembali. Secara teknikal kami rekomendasikan buy on weakness," ucap Herditya.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai melempemnya saham ADRO sejak awal tahun ini memang sejalan dengan penurunan sektor energi, imbas pelemahan harga batu bara dan outlook kinerja batu bara tahun ini yang diperkirakan mengalami normalisasi.
Baca Juga
Dengan normalisasi tersebut, Desy memperkirakan pendapatan ADRO dapat tergerus menjadi sebesar US$7,7 miliar, dari US$8,1 miliar pada 2022. Meski demikian, dia melihat prospek dari ADRO masih akan baik ke depannya.
"Prospek ADRO kami lihat masih akan baik seiring dengan ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi, sehingga demand berpotensi meningkat," pungkasnya.