Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penyedia jasa periklanan dan konsultasi manajemen PT Era Media Sejahtera Tbk. (DOOH) menargetkan pendapatan Rp154 miliar pada tahun 2023 usai sahamnya resmi listing di Bursa Efek Indonesia hari ini, Senin (8/5/2023).
Direktur Utama DOOH Doni Teguh Pribadi mengatakan setelah melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO, pihaknya akan melakukan ekspansi secara global ke beberapa negara Asia. Pihaknya akan mengembangkan aplikasi untuk media ads.
"Setelah IPO, memang penggunaan dana IPO ini 90 persen untuk meodal kerja dan juga pembelian aset. Ke depannya kami akan mencapai global, kerja sama bukan hanya lokal tapi luar negeri," kata Doni, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (8/5/2023).
Sementara itu, di dalam negeri pihaknya akan mencoba untuk mendistribusikan iklan di moda transportasi umum seperti kereta api, bus, hingga pesawat terbang. Saat ini, Doni menyebut DOOH telah memiliki klien besar mulai dari Pertamina, Bank Mandiri, Mayora Indah, Bintang Toedjoe, Kapal Api, hingga Telkom.
"Pendapatan kami di 2022 tumbuh lebih dari 20 persen. Harapan kami setelah IPO, pertumbuhan pendapatan bisa naik double menjadi 40 persen atau Rp154 miliar," ujar Doni.
Adapun hingga kuartal I/2023 ini, Doni menuturkan pendapatan DOOH tumbuh 20 persen hingga 25 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, dalam prospektusnya, DOOH menawarkan banyak-banyaknya 1,54 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp10 atau sebanyak-banyaknya 20 persen dari jumlah modal disetor penuh.
Total dana maksimal yang berpotensi diraup DOOH dari aksi penawaran ini mencapai Rp185,7 miliar. Dana hasil IPO sekitar 7,07 persen akan dipakai untuk belanja modal berupa biaya pengadaan aset media periklanan yang dibeli dari pihak ketiga dan akan ditempatkan di berbagai tempat atau media yang bekerja sam dengan DOOH.
Lokasi tersebut mencakup 206 titik pada PD Pasar Jaya dan sebanyak 50 unit pada Gudang Induk Koperasi Unit Desa (KUD).
Sementara itu, mayoritas dana IPO yakni 92,93 persen akan dipakai untuk modal kerja berupa pembiayaan slot iklan, biaya pemasaran, biaya penyewaan infrastruktur jasa cloud dan jasa internet, dan biaya tenaga kerja serta peningkatan kapasitas layanan media.
Per November 2022, DOOH membukukan pendapatan sebesar Rp31,03 miliar, naik 31,35 persen dibandingkan dengan Januari—November 2021 sebesar Rp23,63 miliar. Dari sisi bottom line, DOOH mengantongi laba bersih tahun berjalan sebesar Rp6,31 miliar pada periode yang sama, meningkat 261,03 persen daripada periode sebelumnya Rp1,75 miliar.