Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Produsen gas PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) membukukan penurunan laba hingga 69,58 persen di kuartal I/2023 meskipun pendapatan usaha meningkat.
Berdasarkan laporan keuangan, SBMA membukukan pendapatan usaha terpantau meningkat 7,67 persen menjadi Rp26,50 miliar dibandingkan dengan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24,61 miliar.
Penjualan gas jenis acetylene memberikan kontribusi terbesar pendapatan SBMA yaitu sebesar Rp7,98 miliar, disusul oleh gas argon Rp5,37 miliar, oksigen Rp4,82 miliar, karbon dioksida sebesar Rp2,05 miliar, nitrogen sebesar Rp1,17 miliar dan gas lainnya sebesar Rp5,08 miliar. Lain-lain merupakan tabung, helium, Inergen, gas elpiji dan standar mixture gas.
Sementara itu, beban pokok melambung menjadi Rp15,08 miliar, angka ini naik 28,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,69 miliar. Beban pokok yang membengkak berasal dari persediaan bahan baku awal yang membengkak menjadi Rp1,81 miliar, pembelian bahan baku Rp10,19 miliar, ongkos angkut Rp1,09 miliar dan persediaan bahan baku akhir rp1,18 miliar.
Beban tersebut berimbas pada penurunan laba tahun berjalan menjadi Rp903,75 juta turun 69,58 persen dari Rp2,97 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba per saham juga menjadi Rp3,89 dari Rp12,79 per saham.
Kemudian liabilitas SBMA tercatat sebesar Rp56,95 miliar dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp27,68 miliar sementara liabilitas jangka panjang sebesar Rp29,26 miliar. Ekuitas juga tercatat sebesar Rp212,11 miliar dan total aset mencapai Rp269,06 miliar.
Baca Juga
Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti mengatakan target utama dari Surya Biru Murni Acetylene saat ini adalah menjadi perusahaan gas industri terdepan di Kalimantan dan Indonesia dengan berupaya ekspansi bisnis di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.
“Dalam jangka panjangnya, Perseroan juga berupaya menjajaki pasar Indonesia Timur,” kata Rini dalam keterangan resmi, Senin (8/5/2023).
Rini mengklaim target bisnis SBMA dipandang realistis karena kebutuhan akan gas industri terus meningkat, sehingga dengan adanya ASP (Air Separation Plant) baru, SBMA diharapkan dapat meningkatkan produksi hingga lima kali lipat.
“Sebagaimana diketahui, peluang pendapatan bagi SBMA terbuka lebar untuk memenuhi permintaan pasar liquid yang terbuka di Petrokimia, Migas, Medis dan distributor yang diperkirakan mencapai 5 juta liter per tahun,” imbuhnya.