Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (5/5/2023) ke Rp14.678 per dolar AS di tengah pelemahan dolar AS setelah The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga 25 basis poin. Rupiah juga ditopang rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2023.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 7 poin atau 0,05 persen ke Rp14.678 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat melemah 0,09 persen ke 101,30.
Bersama dengan rupiah ada yen Jepang yang menguat 0,12 persen, dolar Taiwan menguat 0,06 persen, won Korea Selatan menguat 0,31 persen, rupee India menguat 0,04 persen, ringgit Malaysia mengaut 0,40 persen, dan baht Thailand menguat 0,09 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS jatuh pada perdagangan Jumat karena para pedagang resah bahwa gejolak yang berkelanjutan dalam sistem perbankan AS dapat mengakibatkan penurunan suku bunga yang lebih awal dari perkiraan oleh Federal Reserve.
Bank sentral AS menaikkan suku bunga pada Rabu, tetapi mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi puncak dari siklus pengetatan agresif selama setahun dengan menghapus kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, dengan Presiden Christine Lagarde mengisyaratkan lebih banyak pengetatan yang akan datang.
Meskipun demikian, pesanan industri Jerman turun secara signifikan lebih dari yang diperkirakan pada bulan Maret, merosot sebesar 10,7 persen dari bulan sebelumnya, penurunan bulanan terbesar sejak 2020 pada puncak pandemi COVID-19.
Dari sisi internal, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2023 ini mencapai 5,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara kuartalan, ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023 terhadap kuartal pertama 2022 terkontraksi sebesar 0,92 persen (qoq).
Sedangkan produk domestik bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar Rp2.961,2 triliun. Adapun, PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp5.071,7 triliun.
Sedangkan, yang menopang pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2023 di atas 5 persen adalah sektor industri masih menjadi sumber pertumbuhan utama ekonomi Indonesia dengan sumbangan sebesar 0,92 persen.
Sementara, berdasarkan komponen pengeluaran BPS mencatat pertumbuhan ekonomi terbesar masih berasal dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,54 persen (yoy).
Baca Juga
Walaupun sebelumnya, para ekonom mengatakan kinerja konsumsi rumah tangga yang tak setinggi harapan terutama yang memiliki mata pencaharian yang berhubungan dengan komoditas. Selain itu, normalisasi harga komoditas mendorong pelemahan kinerja perdagangan Indonesia.
Di samping konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga menjadi salah satu penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023, yaitu tumbuh sebesar 2,11 persen (yoy).
Dari bragai sentimen tersebut, untuk perdagangan Senin (8/5/2023) mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp14.650- Rp14.710 per dolar AS.