Bisnis.com, JAKARTA - Harga nikel tengah dalam tren penurunan. Hal ini turut membawa tekanan pada harga saham emitennya seperti NCKL, MBMA, ANTM, dan NICL.
Mengutip data London Metal Exchange (LME), harga nikel untuk kontrak tiga bulan tercatat turun 3,01 persen ke US$23.997 per ton sampai dengan Kamis (4/5/2023). Sepanjang 2023 berjalan, harga nikel LME sudah turun sekitar 29,80 persen dari posisi US$31.150 di awal tahun.
Sejalan dengan hal itu, harga saham sejumlah emiten nikel ikut turun tajam pada perdagangan Jumat (5/5/2023). Beberapa di antaranya bahkan nyaris menyentuh Auto Reject Bawah (ARB) 7 persen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 13.45 WIB, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terpantau merosot hingga auto rejection bawah (ARB) 6,96 persen atau 270 poin Rp3.610 per saham.
Senada, saham Grup Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) juga turun 6,96 persen atau 95 poin ke Rp1.270.
Selain itu, saham anak usaha MDKA, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) juga merosot hingga 6,21 persen ke Rp755 per saham.
Lebih lanjut, saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) turun 6,45 persen, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga turun 6,12 persen, dan PT PAM Mineral Tbk (NICL) turun 5,26 persen.
Sejumlah saham pelat merah atau milik BUMN seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga turun 2,82 persen, PT Timah Tbk (TINS) turun 2,02 persen, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melemah 1,42 persen.
Tren Penurunan Harga Nikel Tekan Saham NCKL, MBMA, dan ANTM
Harga nikel tengah dalam tren penurunan. Hal ini turut membawa tekanan pada harga saham emitennya seperti NCKL, MBMA, ANTM, dan NICL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium