Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih di kisaran 13—15 persen pada 2023. Namun performa sepanjang kuartal I/2023 masih berada di bawah target tersebut.
KLBF tercatat mengantongi penjualan bersih sebesar Rp7,86 triliun. Capain itu meningkat 12,16 persen dibandingkan dengan realisasi di kuartal I/2022 sebesar Rp7,01 triliun.
Dari sisi bottom line, KLBF memperoleh laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp855,71 miliar atau naik 2,49 persen secara tahunan dari performa periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp834,88 miliar.
“Memang kenaikan di kuartal I/2023 mencapai 12 persen dan saya kira ini memperlihatkan optimisme kami untuk mencapai target tersebut, meski masih di bawah target. Perlu diingat bahwa pada tahun lalu pengaruh penjualan produk terkait Covid-19 masih cukup tinggi,” kata Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata dalam konferensi pers, Rabu (3/5/2023).
Dengan tren kasus Covid-19 yang lebih rendah daripada dua tahun sebelumnya, Bernadus meyakini bahwa performa Kalbe Farma pada kuartal I/2023 telah tumbuh dengan baik. Selain itu, penjualan juga cenderung mencapai puncak pada kuartal kedua dan ketiga setiap tahunnya.
“Dengan target mencapai 15 persen, kami yakin di kuartal kedua lanjut naik dan puncaknya di kuartal ketiga. Kinerja setiap divisi cenderung berbeda setiap kuartalnya, misalnya penjualan produk antacid [penetralisir asam lambung] cukup tinggi menjelang Lebaran,” paparnya.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan KLBF menghadapi 2023 dengan optimistis, tetapi dengan tetap berhati-hati. Meskipun industri farmasi dan kesehatan masih menghadapi tantangan ketidakpastian, dia meyakini peluang pengembangan tetap terbuka seiring dengan besarnya potensi inovasi.
“Terlebih dengan kebijakan TKDN [tingkat kandungan dalam negeri]. Kami siap melakukan investasi untuk meningkatkan kontribusi bahan baku dan produk domestik sehingga ketergantungan impor bisa dikurangi,” kata Vidjongtius.
Kalbe Farma sendiri mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1 triliun pada 2023. Vidjongtius mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi, perluasan jaringan distribusi, dan inovasi riset dan pengembangan.