Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp14.714 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (2/5/2023) setelah Badan Pusat Statistika (BPS) merilis data inflasi Indonesia sebesar 4,33 persen periode April 2023.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 40 poin atau 0,27 persen ke level Rp14.714 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau menguat 0,03 persen ke posisi 101.963
Beberapa mata uang Asia bergerak bervariasi. Yen Jepang melemah 0,06 persen, dolar Hong Kong melemah 0,001 persen, dolar Taiwan melemah 0,20 persen, won Korea melemah 0,14 persen, rupee India melemah 0,06 persen, dan bath Thailand melemah 0,04 persen.
Sementara itu ringgit Malaysia menguat 0,001 persen, yuan China menguat 0,06 persen, peso Filipina menguat 0,21 persen, dan dolar Singapura menguat 0,02 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan pelaku pasar mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal Pertama 2023. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sebesar 4,95 persen (yoy), tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 5 persen (yoy).
“Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen bulan April 2023 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen secara bulan ke bulan (mtm). Adapun, inflasi tahun kalender mencapai 1,01 persen (ytd) dan inflasi tahunannya sebesar 4,33 persen (yoy),” katanya dalam riset harian, Selasa (2/5/2023).
Baca Juga
Inflasi Maret ini lebih tinggi dari bulan Maret 2023, sebesar 0,18 persen. Secara historis Lebaran, BPS mencatat inflasi 0,33 persen relatif rendah dibandingkan periode Lebaran sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pasokan holtikultura dan beras yang terjaga yang tercermin dari deflasi cabai merah dan cabai rawit.
Aktivitas manufaktur Indonesia melonjak pada April 2023 didukung oleh kuatnya permintaan dalam negeri menjelang Lebaran. Sedangkan untuk periode April 2023, PMI manufaktur Indonesia ada di angka 52,7. PMI jauh lebih tinggi dibandingkan pada Maret 2023 yang tercatat di 51,9. Indeks sebesar 52,7 adalah yang tertinggi sejak September 2022 atau tujuh bulan terakhir.
Data hari ini juga menunjukkan PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 20 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
Aktivitas bisnis meningkat ditopang oleh permintaan dari dalam negeri yang lebih kencang sehingga permintaan baru serta volume produksi meningkat ke level tertingginya selama tujuh bulan. Untuk produsen barang mulai meningkatkan produksi karena membaiknya prospek bisnis dalam jangka pendek, sehingga berdampak ke ekspansi.
Pada perdagangan besok, Rabu (3/5/2023), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14,680 hingga Rp14.750.