Bisnis.com, JAKARTA — PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) menorehkan kinerja gemilang dengan mencetak laba bersih Rp44,98 miliar pada kuartal I/2023 atau berbalik untung dari sebelumnya rugi puluhan miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), PJAA membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp44,98 miliar atau melesat 221,44 persen dibanding kuartal I/2022 yang menderita rugi Rp37,03 miliar.
Meroketnya laba bersih perseroan didorong oleh kenaikan pendapatan 70,89 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp260,34 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp152,34 miliar.
Secara rinci, pendapatan terbesar PJAA ditopang dari segmen pariwisata yang berkontribusi Rp203,54 miliar, kemudian segmen real estat sebesar Rp20,23 miliar, dan perdagangan dan jasa Rp39,97 miliar. Adapun pendapatan tersebut dikurangi biaya eliminasi Rp3,4 miliar.
Segmen pariwisata PJAA meliputi pengelolaan kawasan wisata, pertunjukan keliling, dan penginapan wisata. Kemudian segmen real estat merupakan pembangunan, penjualan dan penyewaan properti. Sedangkan segmen perdagangan dan jasa PJAA mencakup penjualan barang dagangan, jasa sarana transportasi laut, serta pengelolaan restoran dan air bersih.
Seiring melonjaknya pendapatan, beban pokok pendapatan juga ikut meningkat menjadi Rp6,5 miliar pada kuartal I/2023 dibanding periode sama tahun 2022 sebesar Rp4,37 miliar. Beban langsung perseroan juga ikut terkerek menjadi Rp110.84 miliar dibanding kuartal pertama 2022 yang sebesar Rp81,15 miliar.
Baca Juga
Jika ditotal, beban pokok pendapatan dan beban langsung PJAA naik 37,19 persen secara yoy dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Alhasil, laba bruto perseroan melesat 114,04 persen menjadi Rp142,99 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp114,03 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset PJAA tumbuh menjadi Rp4,01 triliun hingga 31 Maret 2023 dibanding posisi akhir 2022 sebesar Rp3,89 triliun.
Liabilitas perseroan naik jadi Rp2,4 triliun dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp2,33 triliun. Sedangkan juga naik Rp1,6 triliun dibanding akhir 2022 sebesar Rp1,56 triliun.