Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Hari Ini Menguji Level 6.825, Investor Tunggu The Fed Tahan Suku Bunga

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang untuk menguat menuju level 6.875 pasca libur lebaran 2023.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang untuk menguat menuju level 6.875 pasca libur lebaran 2023. Meski demikian IHSG dinilai membutuhkan sentimen baru untuk mendorong penguatan pasca libur lebaran.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan secara teknikal IHSG berpeluang besar untuk menguat pada rentang 6.795 - 6.875. Namun, IHSG perlu menembus level 6.825 untuk bisa menguat.

“Ada ruang yang cukup terbuka lebar secara teknikal analisa pekan depan, untuk mendorong IHSG mengalami penguatan pasca lebaran, dan akan bermain direntang 6.795 - 6.875,” ujar Nico kepada Bisnis, dikutip Rabu (26/4/2023).

Menurutnya, IHSG membutuhkan sebuah sentimen baru untuk mendorong adanya penguatan. Terlebih lagi dia menyebut IHSG sudah hampir 17 hari perdagangan pada rentang yang sama.

Salah satu sentimen yang dapat mendongkrak kinerja IHSG adalah rilisnya data perekonomian dari Amerika Serikat (AS). Beberapa data penting yang akan dirilis oleh AS adalah data penjualan rumah baru dan kepercayaan konsumen oleh Conference Board (CB) yang diproyeksi akan turun.

Selanjutnya data pertumbuhan perekonomian AS, dan indeks harga belanja personal (Personal Consumption Expenditure/PCE) juga diperkirakan turun pada kuartal I/2023. Selain itu, pendapatan perorangan (personal income), belanja personal (personal spending) juga diproyeksi menurun.

Data lain yang diperkirakan akan menurun adalah PCE Deflator, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago, dan PMI Manufacturing.

Adapun data konsumsi personal atau personal consumption menjadi satu-satunya data yang diperkirakan naik pada kuartal I/2023.

Berikutnya dari Eropa, pertumbuhan perekonomian secara quarter-on-quarter (QoQ) diproyeksikan akan naik. Sementara secara year-on-year (YoY) data tersebut diperkirakan menurun.

Data lain dari Eropa yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan konsumen (consumer confidence), Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI), dan CPI Core. Adapun kepercayaan ekonomi (economic confidence) diperkirakan meningkat.

Dari Asia khususnya China, data yang perlu diperhatikan adalah PMI Manufacturing, dan PMI Non-Manufacturing yang diproyeksi menurun. Data industrial profits sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YtD) yang diperkirakan meningkat juga menjadi data penting.

Kemudian dari Jepang data yang harus diperhatikan adalah angka pengangguran (jobless rate), penjualan retail (retail sales), dan produksi industrial (industrial production) yang secara month-to-month (MtM) maupun YoY diproyeksi menurun.

Data yang diperkirakan tidak berubah adalah rasio pekerjaan terhadap pelamar (job to applicant ratio), dan Tokyo CPI. Pertemuan Bank Sentral Jepang yang akan diselenggarakan pada 28 April 2023 juga menjadi data penting.

Adapun berdasarkan sentimen dari data-data tersebut Nico menyebut sektor yang menarik untuk dilirik adalah sektor industri. Meski demikian, dia enggan menyebutkan secara spesifik saham yang menarik dari sektor tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper