Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Bervariasi, Nasdaq Menguat, Dow Jones dan S&P 500 Loyo

Indeks-indeks utama saham Wall Street ditutup bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu (19/4/2023), dengan S&P 500 dan Dow Jones Melemah.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks-indeks utama saham Wall Street ditutup bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu (19/4/2023), dengan S&P 500 ditutup hampir tidak berubah sementara Dow turun karena investor mencerna berbagai laporan keuangan perusahaan, termasuk laporan positif dari perusahaan-perusahaan teknologi medis.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 79,62 poin atau 0,23 persen, menjadi 33.897,01 poin. Indeks S&P 500 turun 0,35 poin atau 0,01 persen, menjadi berakhir di 4.154,52 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 3,81 poin atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 12.157,23 poin.

Kelompok utilitas defensif membukukan kenaikan paling besar di antara sektor S&P 500, naik 0,8 persen. Sementara itu, indeks Volatilitas CBOE, juga dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, jatuh ke titik terendah sejak November 2021 selama sesi tersebut.

Indeks Dow terbebani oleh penurunan saham Walt Disney Co dan UnitedHealth Group Inc menyusul hasil dari saingan di industri masing-masing.

Indeks-indeks ekuitas utama sebagian besar stabil selama tahap awal musim laporan keuangan kuartal pertama yang diharapkan investor akan menunjukkan hasil yang hangat.

"Hasil perusahaan dilihat sebagai sebagian besar berita khusus perusahaan versus berita pasar," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth dikutip dari Antara.

"Jika itu membuat kami relatif tenang dan tidak berubah untuk saat ini, sementara sampel serangkaian laporan masih cukup kecil, saya pikir itu positif," tambahnya.

Investor mencari tanda-tanda dalam hasil perusahaan bahwa inflasi mungkin menaikkan biaya atau merugikan belanja konsumen, di tengah kekhawatiran ekonomi mungkin berada di puncak penurunan.

Perusahaan-perusahaan S&P 500 secara keseluruhan diperkirakan mencatat penurunan 4,8 persen dalam laba kuartal pertama mereka dari periode tahun sebelumnya, menurut Refinitiv IBES.

"Kami tampaknya terjebak dalam kisaran ini, dengan orang-orang yang berpikir akan ada resesi datang dan orang-orang yang berpikir akan ada soft landing," kata Rick Meckler, partner di Cherry Lane Investments.

Saham Netflix Inc jatuh 3,2 persen setelah pelopor video streaming itu menawarkan perkiraan yang lebih ringan dari perkiraan. Saham saingannya Disney tergelincir 2,2 persen.

Saham Tesla Inc turun 2,0 persen setelah pemotongan harga AS keenam pembuat kendaraan listrik itu tahun ini. Saham Tesla meluncur lebih jauh dalam perdagangan after market awal pada Rabu (19/4/2023) setelah laporan triwulanan perusahaan.

Saham Elevance Health Inc anjlok 5,3 persen setelah laba kuartalan yang kuat dari perusahaan asuransi kesehatan itu gagal meredakan kekhawatiran investor atas pukulan peraturan terhadap bisnis asuransi yang didukung pemerintah itu. Saham UnitedHealth turun 3,6 persen.

Sementara itu, dalam sektor perawatan kesehatan, saham Abbott Laboratories melonjak 7,8 persen setelah pembuat perangkat medis itu mengatakan sebagian besar prosedur medis tidak mendesak yang tertunda telah dilanjutkan secara global tiga tahun setelah pandemi COVID-19.

Saham Intuitive Surgical melonjak 10,9 persen setelah pendapatan dan laba triwulanannya melampaui estimasi.

Saham Western Alliance Bancorp melambung 24,1 persen setelah perusahaan membukukan laba yang lebih kuat dari perkiraan. Bank-bank regional menjadi fokus setelah kegagalan Silicon Valley Bank bulan lalu memicu kekhawatiran tentang risiko sistemik.

Sekitar 10 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata harian 10,6 miliar selama 20 sesi terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper