Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menyetujui pembagian dividen tunai sebesar 70 persen dari laba bersih atau sejumlah Rp1,24 triliun atau sebesar Rp15,1178 per saham dan dividen spesial sebesar 29 persen dari laba bersih atau sejumlah Rp517,66 miliar setara sebesar Rp6,2631 per saham.
Nilai dividen tersebut ditetapkan manajemen Mitratel pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Four Seasons Hotel, Jakarta pada Jumat (14/4/2023).
Dividen tunai dan dividen spesial akan dibayarkan secara sekaligus selambat-lambatnya pada 17 Mei 2023 kepada seluruh pemegang saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham Mitratel per 4 Mei 2023.
Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pajak, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan ketentuan pasar modal lainnya yang berlaku.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan pembagian dividen merupakan bentuk komitmen Mitratel untuk memberikan value terbaik kepada para pemegang saham.
“Mitratel menetapkan total dividend payout ratio yakni 99 persen tersebut mempertimbangkan struktur modal dan likuiditas yang optimal Mitratel untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis organik dan inorganik di periode mendatang. Mitratel pada 2023 ini akan terus berusaha untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkokoh pangsa pasar Mitratel di industri menara telekomunikasi,” dalam keterangan Senin (17/4/2023).
Baca Juga
Rencana bisnis Mitratel, lanjut Teddy sapaan akrabnya, semakin menegaskan Mitratel sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen yang bertumbuh dengan cepat dengan kepemilikan menara terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi layanan pendukung dalam ekosistem menara seperti Tower Fiberization, Power-as-a-service, dan infrastructure-as-a-service mendukung peningkatan layanan dari operator seluler.
Mitratel menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp7 triliun untuk menunjang rencana pengembangan usaha organik dan inorganik di tahun ini.
Selain membagikan dividen, Mitratel juga mendapat persetujuan atas pembelian saham perseroan (buyback) yang telah dikeluarkan dan tercatat di BEI dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar Rp1,5 triliun belum termasuk biaya komisi Anggota Bursa Efek dan biaya lainnya.
Adapun, pembelian kembali saham tidak akan melebihi 7,88 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dalam Perseroan yang akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Beberapa hal yang mendasari Mitratel memutuskan membeli kembali saham adalah mempertimbangkan fleksibilitas yang memungkinkan Mitratel memiliki mekanisme menjaga stabilitas harga saham Mitratel, mendukung tingkat harga saham yang mencerminkan nilai atau kinerja perseroan yang sebenarnya, dan upaya mengoptimalkan excess kas perseroan untuk meningkatkan return kepada pemegang saham perseroan,” tutur Teddy.
Rencana pembelian kembali saham ini tidak memberikan dampak material negatif terhadap kegiatan usaha perseroan lantaran aksi korporasi ini mempertimbangkan kegiatan usaha perseroan, kondisi keuangan, kebutuhan modal kerja dan sumber pendanaan yang cukup untuk melakukan aksi korporasi tersebut.
Pembelian kembali saham diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham sesuai fundamental perseroan. Pembelian kembali saham perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, saham treasuri (saham hasil buyback) dapat dijual di masa mendatang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.
Di samping dua mata acara penting tersebut, Mitratel pada RUPST ini juga menyetujui Laporan Tahunan dan Mengesahkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2022 penunjukan kantor akuntan publik untuk memeriksa laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2023 termasuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan, Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.
RUPST juga melakukan persetujuan atas perubahan susunan pengurus perseroan, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi Mitratel sebagai berikut:
Dewan Komisaris
• Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: Rico Usthavia Frans
• Komisaris Independen: M Ridwan Rizqi R Nasution
• Komisaris: Herlan Wijanarko
• Komisaris: Henry Yosodiningrat
• Komisaris: Yusuf Wibisono
Direksi
• Direktur Utama: Theodorus Ardi Hartoko
• Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Ian Sigit Kurniawan
• Direktur Operasi & Pembangunan: Hastining Bagyo Astuti
• Direktur Bisnis: Agus Winarno
• Direktur Investasi : Hendra Purnama