Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas hari ini berpeluang melajutkan penguatan seiring dengan melorotnya dolar AS akibat indeks harga produsen AS turun paling besar dalam hampir tiga tahun bulan lalu.
Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya menyampaikan penguatan emas terjadi setelah data inflasi Amerika Serikat untuk bulan Maret 2023 melanjutkan kenaikan yang lebih landai dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Memburuknya data PPI m/m dan Unemployment Claims AS juga telah memicu kenaikan harga emas pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (13/4/2023).
Harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di Divisi Comex New York Exchange melonjak US$30,40 atau 1,50 persen menjadi ditutup pada US$2.055,30 AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.063,40 d, kurang 16 dolar AS dari tertinggi sepanjang masa 2.080 dolar AS pada Agustus 2020.
Pagi ini, Jumat (14/4/2023), Monex Investindo memproyeksi harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance US$2.050 selama harga bertahan di atas level support US$2.035. Namun, penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas menguji level support selanjutnya US$2.030.
"Rentang perdagangan potensial harga emas di sesi Asia US$2.035 - US$2.055," papar tim analis Monex.
Dolar jatuh ke level terendah dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Kamis (13/4) setelah harga produsen AS secara tak terduga merosot pada Maret, meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunganya.
Baca Juga
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (13/4) bahwa indeks harga produsen (IHP) AS turun 0,5 persen pada Maret, lebih baik dari yang diperkirakan. Tingkat IHP tahunan turun menjadi 2,7 persen dari revisi 4,9 persen bulan sebelumnya.
Harga grosir AS mencatat penurunan terbesar dalam hampir tiga tahun, bersama dengan indeks harga konsumen yang lebih rendah dari perkiraan yang dirilis Rabu (12/4), menunjukkan bahwa inflasi AS turun.
Inflasi yang lebih rendah memicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve mungkin menunda kenaikan suku bunga pada pertemuan Mei, yang dianggap bullish untuk emas.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (13/4) bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran negara itu naik 11.000 ke penyesuaian musiman 239.000 untuk pekan yang berakhir 8 April, lebih lanjut mendukung emas.
"Ini bisa menjadi momen bagi emas (dalam dolar) untuk membuat rekor tertinggi," kata Ed Moya, analis platform perdagangan daring OANDA, mengutip Antara.
"Jika emas dapat reli di atas rekor saat ini, mungkin tidak akan banyak kesulitan untuk menargetkan level 2.100 dolar AS," katanya lagi.
Monex Investindo Futures menambahkan, harga emas nampak naik di awal sesi Kamis (13/4/2023), melanjutkan penguatan semalam, seiring redanya tingkat inflasi di AS.
Laporan Consumer Price Index (CPI) bulanan AS yang dirilis semalam turun menjadi 0,1 persen, dari sebelumnya 0,4 persen. Hasil yang bahkan lebih rendah dari ekspektasi tersebut meningkatkan ekspektasi inflasi yang makin turun di AS dan dapat menekan peluang kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve.
Simak pergerakan emas hari ini secara live!
Pukul 14.22 WIB, Harga emas Comex kontrak Juni 2023 turun 0,06 persen atau 1,30 poin ke US$2.054,00 per troy ounce.
Pukul 12.40 WIB, harga emas spot naik 0,03 persen atau 0,53 poin menjadi US$2.040,75 per troy ounce.
Harga emas Comex kontrak Juni 2023 naik 0,04 persen atau 0,90 poin ke US$2.056,20 per troy ounce.
Pukul 10.29 WIB, harga emas spot naik 0,25 persen atau 5,16 poin menjadi US$2.045,38 per troy ounce.
Harga emas Comex kontrak Juni 2023 naik 0,18 persen atau 4 poin ke US$2.059,30 per troy ounce.
Pukul 09.21 WIB, harga emas spot naik 0,31 persen atau 12,42 poin menjadi US$2.046,49 per troy ounce.
Harga emas Comex kontrak Juni 2023 naik 0,18 persen atau 3,80 poin ke US$2.059,10 per troy ounce.