Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Makin Hot setelah Data Inflasi AS Mendingin

Harga minyak global menguat karena pendinginan data inflasi AS mengindikasikan The Fed menahan suku bunga acuan.
Harga minyak global menguat karena pendinginan data inflasi AS mengindikasikan The Fed menahan suku bunga acuan. /Bloomberg
Harga minyak global menguat karena pendinginan data inflasi AS mengindikasikan The Fed menahan suku bunga acuan. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak menguat karena mendinginnya data inflasi AS membuat The Fed berpeluang menahan kenaikan suku bunga ke depan.

Harga minyak global pada akhir perdagangan Rabu (12/4/2023) naik karena pendinginan data inflasi AS mendorong harapan bahwa Federal Reserve semakin dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga. Sentimen itu sekaligus meredam dampak dari peningkatan kecil stok minyak mentah AS.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2023 naik US$1,73 atau 2,12 persen menjadi US$83,26 per barel. Harga minyak Brent kontrak Juni 2023 melonjak US$1,72 atau 2,01 persen menjadi US$87,33 per barel.

Indeks harga konsumen AS untuk Maret mencatat kenaikan 0,1 persen bulan ke bulan, lebih rendah dari perkiraan konsensus pasar sebesar 0,3 persen dan ekspansi 0,4 persen pada bulan sebelumnya, menurut data yang dikeluarkan pada Rabu (12/4/2023) pagi.

Inflasi yang lebih rendah dari perkiraan memicu optimisme pasar terhadap permintaan minyak dan memicu pertumbuhan harga minyak yang tajam, mengutip Antara.

"IHK AS yang lebih lemah telah menimbulkan keraguan apakah Fed sekarang akan menaikkan suku bunga bulan depan," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di broker StoneX.

Menurunnya ekspektasi suku bunga, mengurangi kekhawatiran resesi dan membantu mendukung harga aset-aset berdenominasi dolar pada saat yang sama, seperti minyak.

Pasar mengabaikan peningkatan kecil dalam stok minyak mentah AS, menghubungkannya sebagian dengan pelepasan minyak yang diamanatkan kongres dari cadangan darurat AS dan ekspor yang lebih rendah pada awal bulan.

Persediaan minyak komersial AS untuk pekan yang berakhir 7 April meningkat 0,6 juta barel dari minggu sebelumnya, sementara bensin motor dan persediaan bahan bakar sulingan pada periode tersebut turun masing-masing sebesar 0,3 juta barel dan 0,6 juta barel minggu ke minggu, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (12/4).

Harga minyak mentah naik setelah laporan inflasi yang moderat diikuti oleh laporan EIA yang menyoroti keketatan di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman WTI, dan permintaan bensin yang kuat, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan multiaset daring.

Selain itu, Pemerintahan Joe Biden bermaksud untuk segera mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis AS, menurut Menteri Energi AS Jennifer Granholm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper