Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mirae Bersiap Revisi Target IHSG 2023, Pasar Volatil dan Potensi Resesi

Sebelumnya, Mirae menargetkan IHSG berada di level 7.880 hingga akhir tahun ini.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas merevisi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir 2023 yang semula berada di level 7.880 menjadi sekitar 7.000 hingga 7.500. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan akan ada revisi target IHSG dari Mirae akibat perlambatan ekonomi AS dan potensi resesi pada akhir 2023 yang menyebabkan pasar bergerak volatil cenderung menurun secara jangka pendek. 

“Setelah lebaran pasar bergerak volatil cenderung turun, kami merevisi target IHSG, tapi masih di angka 7.000. Belum pasti angkanya,” katanya, Kamis (13/4/2023). 

Selain faktor perlambatan ekonomi, sektor teknologi juga belum belum mampu menopang pertumbuhan IHSG karena masih adanya sentimen suku bunga The Fed. 

Seperti yang diketahui, pasar masih berekpektasi The Fed akan menaikkan suku bunga sekali lagi sebelum akhirnya The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal III/2023 atau Semester I/2024.

Meski demikian, Robertus meyakini bahwa pasar ekuitas akan menarik dalam jangka panjang karena sentimen pemilu. Hal itu terkait dengan masa kampanye aktivitas masyarakat yang meningkat. 

Sebelumnya, Mirae menargetkan IHSG berada di level 7.880 hingga akhir tahun. Target tersebut masih tetap sampai saat ini, mengingat solidnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022.

Mirae saat itu berpendapat bahwa peluang resesi Indonesia sangat kecil. Probabilitasnya hanya 5 persen dibandingkan dengan negara maju yang sudah mencapai 60 persen.

Selain pertumbuhan ekonomi, Robertus menyebutkan data-data ekonomi sejauh ini juga masih relatif baik. Inflasi inti masih terjaga di level 2 persen hingga–4 persen dan inflasi juga masih cenderung stabil. Kemudian, surplus neraca perdagangan yang masih berlanjut dengan ekspor masih naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper