Bisnis.com, JAKARTA — Pengelola jaringan ritel Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) kembali mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) jumbo untuk 2023. AMRT menyiapkan Rp3,2 triliun sampai Rp3,5 triliun untuk mengakomodasi ekspansi gerai.
“Kami menyiapkan alokasi sekitar Rp3,2 triliun sampai Rp3,5 triliun yang akan digunakan untuk ekspansi. Misalnya untuk pembukaan toko baru, perpanjangan sewa toko, dan pembukaan gudang baru,” kata Corporate Communications GM Alfamart Rani Wijaya kepada Bisnis, Rabu (12/4/2023).
Rani tidak memperinci berapa tambahan gerai yang ditargetkan Alfamart tahun ini. Namun sampai akhir Maret 2023, total gerai yang dikelola mencapai 18.004 unit. Jumlah tersebut bertambah 191 gerai dibandingkan dengan akhir 2022 sebanyak 17.813 toko.
Rani mengatakan ritel format toko kelontong atau minimarket masih memiliki prospek positif pada 2023, seiring dengan berlalunya kondisi pandemi dan kini beralih ke endemi. Pencabutan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) juga diikuti dengan normalisasi mobilitas masyarakat sehingga berpeluang meningkatkan aktivitas belanja.
“Kami berharap hal ini berbanding lurus pula dengan performa perusahaan. Nilai lebih kami adalah menjadi tempat terdekat masyarakat dalam berbelanja, bahkan bisa menjangkau hingga daerah pelosok sekalipun. Selain itu assortment produk yang kami tawarkan cukup lengkap memenuhi kebutuhan,” paparnya.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, pendapatan neto AMRT mencapai Rp96,92 triliun, naik 14,15 persen dibandingkan dengan Rp84,90 triliun yang diperoleh di Januari—Desember 2021.
Baca Juga
Seluruh segmen produk memperlihatkan kenaikan, dengan pertumbuhan penjualan makanan mencapai 18,11 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp67,33 triliun, dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp57 triliun. Sementara itu, penjualan nonmakanan tumbuh 6,12 persen YoY menjadi Rp29,59 triliun pada 2022, dari Rp27,88 triliun pada tahun sebelumnya.
Kenaikan pendapatan AMRT juga diikuti dengan naiknya beban pokok pendapatan sebesar 14,21 persen menjadi Rp76,90 triliun, dari Rp67,32 triliun pada akhir 2021. Meski demikian, perusahaan masih membukukan kenaikan laba kotor sebesar 13,92 persen YoY menjadi Rp20,02 triliun dan laba usaha naik 35,42 persen YoY menjadi Rp3,77 triliun.
Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk AMRT melesat 48,25 persen secara tahunan menjadi Rp2,88 triliun, dari sebelumnya Rp1,92 triliun per Desember 2021.
Adapun laba per saham turut terkerek menjadi Rp68,76 per saham pada akhir 2022, dari Rp46,38 per saham pada 2021.
Rapor hijau Alfamart selama 2022 sejalan dengan aktivitas investasi yang meningkat. AMRT melaporkan kas neto yang yang digunakan untuk aktivitas investasi mencapai Rp4,70 triliun pada 2022, meningkat 28,42 persen dibandingkan dengan Rp3,65 triliun yang digelontorkan untuk investasi dalam kurun Januari—Desember 2021.
Kenaikan investasi tersebut diikuti dengan meningkatnya jumlah gerai. AMRT tercatat memiliki tambahan gerai milik sendiri maupun waralaba sebanyak 1.321 unit sepanjang 2022. Total gerai yang dioperasikan pun mencapai 17.813 unit pada akhir 2022, dari 16.492 unit pada akhir 2021.