Bisnis.com, JAKARTA — Produsen keju cheddar merek Prochiz PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) akan membagikan 95,9 persen dari total laba tahun buku 2022 yang mencapai Rp117,37 miliar untuk dividen tunai.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (12/4/2023) menyetujui penggunaan laba sebesar Rp112,5 miliar sebagai dividen, sehingga setiap saham akan memperoleh Rp75.
KEJU tercatat membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp117,37 miliar pada 2022, turun 18,89 persen dibandingkan dengan 2021 yang menembus Rp144,70 miliar. Adapun dividen akan dibagikan secara tunai kepada seluruh pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) per 12 Mei 2023.
Direktur Utama Mulia Boga Raya Paulus Tedjosutikno mengatakan KEJU berhasil menjaga fundamental bisnis pada 2022 di tengah kondisi operasional yang penuh tantangan, khususnya dalam menghadapi kenaikan biaya bahan baku yang relatif tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, KEJU juga melihat adanya perubahan perilaku konsumen saat pemulihan pandemi. Dia mengatakan masyarakat terlihat lebih memilih menghabiskan waktu untuk makan di luar dibandingkan dengan masak di rumah. Disrupsi preferensi ini turut berdampak ke kinerja KEJU sepanjang 2022.
“Namun berkat kerja keras dan dukungan strategi yang tepat, kami tetap mampu menciptakan kinerja yang baik atas beberapa rencana dan strategi yang telah dirumuskan dan disepakati. Pada 2022, kami berhasil mencatatkan angka penjualan yang relatif stabil sebesar Rp1,04 triliun, tumbuh 0,20 persen dari tahun sebelumnya,” kata Paulus.
Baca Juga
Adapun kontribusi penjualan terbesar pada 2022 berasal dari produk keju blok yakni sekitar 80,56 persen dari total penjualan keseluruhan. Sementara itu, kategori keju lembaran memberikan kontribusi sebesar 16,5 persen.
Dibandingkan dengan penjualan 2021, penjualan keju blok tercatat mengalami penurunan sebesar 4,5 persen, sedangkan penjualan keju lembaran mengalami kenaikan sebesar 2,9 persen dibandingkan dengan 2021.
Berdasarkan segmen geografis, mayoritas penjualan menyasar pasar domestik yakni sebesar 91,5 persen, turun 2,1 persen daripada 2021. Meski demikian, kontribusi penjualan ekspor tercatat naik menjadi 8,5 persen.