Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Masih Kokoh di Kisaran Level Tertinggi US$2.000

Harga emas melemah di tengah aksi ambil untung setelah dolar AS menguat karena potensi kenaikan suku bunga The Fed lanjutan.
Harga emas melemah di tengah aksi ambil untung setelah dolar AS menguat karena potensi kenaikan suku bunga The Fed lanjutan. /Pexels.
Harga emas melemah di tengah aksi ambil untung setelah dolar AS menguat karena potensi kenaikan suku bunga The Fed lanjutan. /Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (10/4/2023), memperpanjang penurunan tiga sesi beruntun. Namun, harga emas Comex masih bertahan di atas level US$2.000.

Harga emas melemah di tengah aksi ambil untung setelah dolar AS menguat karena data ketenagakerjaan AS yang ketat berpotensi mendukung Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$22,60 dolar AS atau 1,12 persen menjadi ditutup pada US$2.003,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.021,50 dan terendah di US$1.996,50.

Indeks dolar terakhir naik 0,53 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di 102,55 setelah mencapai 102,81, tertinggi sejak 3 April, setelah laporan pekerjaan yang solid pada Jumat (7/4/2023) mendorong ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS pada Mei.

Menyusul kenaikan harga emas minggu lalu untuk minggu keenam berturut-turut, aksi ambil untung juga menjadi pilihan investor pada perdagangan Senin (10/4/2023).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (7/4/2023) bahwa Amerika Serikat menambahkan 236.000 pekerjaan pada Maret, kenaikan bulanan terkecil sejak penurunan pada Desember 2020. Pasar kerja yang ketat dapat mendorong Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga pada pertemuan Mei.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Senin (10/4/2023) bahwa persediaan grosir AS naik tipis 0,1 persen pada Februari setelah turun 0,6 persen pada Januari. Para ekonom memperkirakan persediaan naik 0,2 persen.

"Emas akan terus melayang di sekitar level US$2.000, tetapi jika kekuatan dolar bertahan, dukungan utama mungkin datang dari wilayah US$1.970," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, dikutip dari Antara.

Investor sedang menunggu laporan indeks harga konsumen yang akan dirilis Rabu (12/4/2023) dan risalah keputusan suku bunga Fed pada 22 Maret - di mana ia menambahkan seperempat poin lagi ke suku bunga - yang akan dirilis pada hari yang sama.

Tim Research & Development ICDX, termasuk Revandra Aritama, mengatakan sejumlah sentimen membayangi pergerakan harga emas pada kuartal II/2023, di antaranya kebijakan The Fed yang mempertimbangkan kondisi inflasi AS.

Dia memproyeksi rentang harga emas akan berada di sekitar US$1.850—US$2.050 per ons.

Ahli strategi pasar di Saxo Capital Markets, Charu Chanana, mengatakan keputusan OPEC+ memotong kembali produksi minyak mentah lebih dari 1 juta barel per hari mulai Mei menghidupkan kembali kegelisahan inflasi.

“Oleh karena itu, data AS berikutnya harus menunjukkan pelonggaran yang nyata dari sisi jasa agar investor benar-benar menghilangkan kekhawatiran inflasi,” tulisnya, dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper