Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Transaksi Kecil Meski Jam Bursa Sudah Normal, Simak Penyebabnya

Nilai transaksi harian Bursa yang kecil meski jam perdagangan telah di normalisasi disebabkan salah satunya oleh momen bulan Ramadan.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Bursa Indonesia masih belum terangkat sejak awal tahun hingga saat ini, meski jam perdagangan telah kembali normal. Analis melihat terdapat beberapa penyebab dari kecilnya nilai transaksi ini.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan kecilnya transaksi Bursa meski jam perdagangan telah kembali normal salah satunya disebabkan oleh event puasa. Dia mencermati transaksi Bursa saat bulan Ramadan cenderung mengalami penurunan.

"Perubahan jam bursa ini terjadi pada saat puasa, biasanya saat puasa transaksi mengalami penurunan," kata Nico kepaa Bisnis, Selasa (4/4/2023).

Menurutnya, pasar saat ini membutuhkan sentimen yang positif untuk mendorong terciptanya transaksi. Nico mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam fase konsolidasi sejak 20 Januari hingga 6 Maret 2023, dan hanya bergerak pada rentang 6.785-6.955.

Menurutnya, pasar membutuhkan dorongan dan sentimen yang membuatnya naik atau turun. Dia pun mencermati pasar saat ini telah keluar dari fase konsolidasi dan mencapai breakout pada 7 Maret 2023.

Dia menilai beberapa sentimen global maupun dalam negeri memainkan peranan penting menggerakkan pasar seperti inflasi yang turun dari zona Eropa, terbatasnya ruang kenaikan suku bunga bank sentral, dan pemilu yang akan diadakan sebentar lagi.

"Pemilu ini akan membawa aspek positif, apalagi kalau yang dicalonkan disukai pasar," ucapnya.

Sebagai informasi, hari ini IHSG ditutup menguat 0,09 persen setelah melemah sepanjang perdagangan ke level 6.833. Sebanyak 17,6 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp8,64 triliun, dan frekuensi perdagangan 1,43 juta kali.

Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menilai tidak terjadi perubahan pada fundamental ekonomi Indonesia, dengan ekspektasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,8 hingga 5 persen di tahun ini. Selain inflasi, Iman menilai fundamental ekonomi Indonesia tidak berubah.

"Jadi kenapa bursa kita ini negatif yang lain positif, karena sebagian besar mereka mulai monetisasi. Jadi mereka berpindah alokasi pendanaan dari bursa yang positif tahun lalu, ke bursa yang negatif tahun lalu," ucap Iman.

Selain itu, di tengah kuartal I/2023 juga menurutnya terjadi beberapa peristiwa tidak terduga seperti kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB), merger antara UBS dan Credit Suisse yang menimbulkan fluktuasi kepercayaan investor global, dan juga potensi resesi global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper