Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 44 perusahaan yang masuk dalam daftar antrean atau pipeline penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sebanyak 44 perusahaan telah masuk dalam pipeline IPO BEI. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor dan didominasi oleh perusahaan skala menengah dan besar.
Rinciannya, sebanyak 4 perusahaan merupakan perusahaan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar. Lalu 26 perusahaan merupakan perusahaan aset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar. Adapun sebanyak 14 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.
"Dari 44 di pipeline, 90 persen itu kelasnya menengah dan ke atas," kata Nyoman, Senin (3/4/2023).
Pipeline IPO tersebut juga diisi oleh beberapa sektor. Perusahaan dari sektor consumer cyclical mendominasi pipeline dengan jumlah sebanyak 11 perusahaan. Sektor kedua terbanyak adalah perusahaan teknologi dan basic materials masing-masing sebanyak enam perusahaan.
Lalu diikuti oleh 4 perusahaan consumer non-cyclicals, 2 perusahaan energi, tiga perusahaan finansial, dan tiga perusahaan industrials. Kemudian satu perusahaan infrastruktur, 4 perusahaan properti dan real estate, serta 4 perusahaan transportasi dan logistik.
Baca Juga
Adapun, hingga 31 Maret 2023, sudah ada 28 perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Sampai saat ini dana yang dihimpun dari IPO tersebut mencapai Rp12,5 triliun.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel yang dikendalikan Grup Harita juga tengah menggelar IPO. NCKL mengincar dana IPO sebesar US$650 juta atau sekitar Rp9,7 triliun.
NCKL akan menggunakan 27,53 persen dari dana IPO untuk membayar utang. Kemudian 2,12 persen untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), 32,27 persen untuk setoran modal dan pinjaman ke entitas anak dan asosiasi, dan 38,08 persen untuk modal kerja.