Bisnis.com, JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan laba bersih senilai US$531 juta atau setara Rp7,94 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14,968.65) sepanjang 2022. Capaian ini naik lebih dari sepuluh kali lipat secara tahunan atau dari posisi US$47,01 pada 2021.
Perusahaan juga mencatatkan EBITDA senilai US$1,59 juta atau lebih dari dua kali lipat secara year-on-year (yoy). Adapun arus kas dari aktivitas operasi mencapai US$1.116 juta, meningkat sebesar 154 persen secara tahunan.
“Hasil ini adalah kinerja terbaik kami, baik secara operasional maupun finansial, beberapa tonggak penting telah berhasil dicapai sebagai dasar kesuksesan berkelanjutan di masa depan,” ujar Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro, dalam siaran pers, Sabtu (1/4/2023).
Moncernya laba MEDC tidak terlepas dari kontribusi kinerja operasional. Sepanjang tahun lalu, emiten energi ini membukukan produksi minyak dan gas mencapai 163 million barrel oil of equivalent per day (mboepd) dan biaya unit produksi US$ 6,9 per barrel of oil equivalent.
Beberapa proyek pengembangan gas baru di South Natuna Sea Blok B. Lapangan Hiu juga telah selesai dan akan mulai beroperasi pada Juni mendatang, lalu diikuti lapangan Malong dan Belida pada Desember.
Sementara itu, dari segmen ketenagalistrikan, anak usaha MEDC yakni Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 3.993 gigawatt hour (GWh) atau tumbuh 47 persen yoy.
Baca Juga
Peningkatan tersebut diraih setelah beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Riau yang berkapasitas 275 Mega Watt (MW) pada Februari 2022 dan fasilitas tenaga surya Sumbawa 26 MWp pada Juni 2022.
Di segmen mineral, PT Amman Mineral Nusa Tenggara memproduksi tembaga sebanyak 464 Mlbs atau naik 99 persen yoy. Adapun produksi emas mencapai 731 Koz, naik 367 persen yoy mengikuti pengembangan smelter fase 7. Harga tembaga terealisasi rata-rata US$3,56 per pon.
MEDC melaporkan bahwa belanja modal minyak dan gas sepanjang 2022 mencapai US$269 juta, terutama untuk pekerjaan dua proyek pengembangan gas baru di Natuna.
Selain itu, belanja modal ketenagalistrikan mencapai US$33 juta yang digunakan untuk pengembangan PLTGU Riau 275MW dan fasilitas Solar PV Sumbawa 26 MWp.