Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melandai Dijegal Aksi Profit Taking Padahal Stok Turun

Harga minyak dunia akhirnya melandai setelah reli 2 hari akibat aksi profit taking. Padahal data menunjukkan penurunan signifikan dalam stok minyak mentah AS
Pegawai Saudi Aramco berjalan di Departemen Pemrosesan Khurais yang terletak di ladang minyak Khurais, Arab Saudi, Senin (28/6/2021).Bloomberg/Maya Siddiqui
Pegawai Saudi Aramco berjalan di Departemen Pemrosesan Khurais yang terletak di ladang minyak Khurais, Arab Saudi, Senin (28/6/2021).Bloomberg/Maya Siddiqui

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia akhirnya melandai setelah reli 2 hari akibat aksi profit taking. Padahal data menunjukkan penurunan signifikan dalam stok minyak mentah AS sedangkan pasar memperdebatkan keterbatasan pasokan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot 23 sen atau 0,31 persen, menjadi US$72,97 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tergelincir 0,47 persen, menjadi US$78,28 per barel di London ICE Futures Exchange.

"Pasar mencoba menemukan keseimbangan," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial dikutip dari Antara, Kamis (30/3/2023).

Di sisi pasokan, kekhawatiran pengetatan setelah penarikan stok minyak AS yang tidak terduga dan penghentian beberapa ekspor minyak Kurdistan Irak sebagian diimbangi oleh pengurangan produksi yang lebih kecil dari perkiraan di Rusia.

Stok minyak mentah AS turun secara tak terduga minggu lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan karena kilang-kilang meningkatkan operasi setelah musim pemeliharaan dan impor AS turun ke level terendah dalam dua tahun.

Data EIA juga menunjukkan penarikan stok bensin yang lebih besar dari perkiraan, menyiratkan permintaan yang kuat menuju musim panas.

"Laporan EIA hari ini bullish, tetapi cerita yang lebih luas jauh lebih menantang saat ini," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York, mengutip kekhawatiran ekonomi dan kekhawatiran pasokan.

Berita tentang penurunan persediaan yang mengejutkan datang di atas 450.000 barel per hari (bph) dari penghentian ekspor minyak mentah pada Sabtu (25/3/2023) dari wilayah Kurdistan utara semi-otonom Irak menyusul keputusan arbitrase.

Perusahaan minyak Norwegia DNO mengatakan telah mulai menghentikan produksi di ladangnya di Kurdistan. Ladang Tawke dan Peshkabir milik perusahaan menghasilkan rata-rata 107.000 barel per hari pada 2022, seperempat dari total ekspor Kurdi.

Aktivitas minyak dan gas AS terhenti pada kuartal pertama karena keuntungan produksi melambat dan pandangan para pengebor berubah menjadi negatif, sebuah survei yang dirilis oleh Federal Reserve Dallas menunjukkan.

Namun, kekhawatiran pasokan mereda dengan laporan bahwa produksi minyak Rusia turun sekitar 300.000 bph dalam tiga minggu pertama Maret, kurang dari pemotongan yang ditargetkan sebesar 500.000 bph.

Sementara itu, pasar juga menunggu kejelasan tentang krisis perbankan dan rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Harga minyak telah jatuh ke level terendah 15 bulan pada 20 Maret setelah pasar keuangan global bergolak karena jatuhnya dua pemberi pinjaman AS dan penyelamatan Credit Suisse.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper