Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten teknologi, PT Era Digital Media Tbk. (AWAN) mencoba pengembangan bisnis melalui penawaran umum perdana saham (IPO/Initial Public Offering) saat sektor teknologi mengalami pelemahan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sektor teknologi mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini sebesar 0,54 persen. Teknologi menjadi sektor yang paling dalam mengalami pelemahan. Sementara itu secara Year to Date, sektor teknologi tumbuh sebesar 3,4 persen.
Vice President Investment Banking Samuel Sekuritas Indonesia Nyoman Widita Prabawa menyatakan bahwa pihaknya telah melihat transformasi digital di Indonesia semakin pesat dan banyak perusahaan memandang bahwa teknologi cloud dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan bisnis.
“Kondisi pasar komputasi awan memiliki permintaan yang kuat menyebabkan penyedia komputasi awan besar di dunia seperti Amazon Web Service, Google Cloud Provider, Microsoft Azure dan Alibaba Cloud memutuskan untuk menjajaki pasar di Indonesia. Oleh sebab itu, prospek bisnis komputasi Awan di Indonesia masih sangat bagus dan ini merupakan momen yang tepat untuk EDM listing di bursa,” katanya, Kamis (30/3/2023).
Berdasarkan proyeksi dari perusahaan riset global Gartner, total pasar yang dapat disasar untuk komputasi awan di Indonesia mencapai Rp39,3 triliun pada 2025. Hal ini juga diperkuat dengan riset dari International Data Corporation di tahun 2022 yang mengungkapkan terdapat 81 persen pengguna komputasi awan telah mengadopsi strategi multi cloud.
Kondisi tersebut yang mendorong AWAN selaku induk usaha eranyacloud memutuskan untuk IPO.
Baca Juga
Fokus AWAN pada anak usahanya disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan pada Eranyacloud mencapai 300 persen year-on-year (yoy). Melihat hal tersebut, AWAN yakin saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan bisnisnya melalui perusahaan anak, Eranyacloud.
CEO Eranyacloud sekaligus Direktur Era Digtal Media Shaane Harjani mengatakan pengembangan bisnis tersebut serius dilakukan dengan menopang pendapatan Eranyacloud melalui pembelian 200 hardware baru.
“Kita targetkan tahun ini dan tahun depan 200 server baru yang meliputi seluruh produk. Produk baru kami ada CPU, content delivery dan storage itu totalnya 200 server,” tutup Shaane.