Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konglomerat di Balik IPO Merdeka Battery (MBMA), Boy Thohir hingga Edwin Soeryadjaya

Garibaldi Thohir, Winato Kartono, Hardi Wijaya Liong, Edwin Soeryadjaya, dan Agus Superiadi menjadi pemegang saham Merdeka Battery (MBMA).
Garibaldi Thohir, Winato Kartono, Hardi Wijaya Liong, Edwin Soeryadjaya, dan Agus Superiadi menjadi pemegang saham Merdeka Battery (MBMA). Bisnis/Annisa Kurniasari Saumi.
Garibaldi Thohir, Winato Kartono, Hardi Wijaya Liong, Edwin Soeryadjaya, dan Agus Superiadi menjadi pemegang saham Merdeka Battery (MBMA). Bisnis/Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten nikel PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) yang juga merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) berencana melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). 

Terdapat nama-nama besar dan tidak asing di pasar saham dibalik IPO-nya calon emiten yang akan menggunakan kode MBMA ini, sebut saja Garibaldi Thohir, Winato Kartono, Hardi Wijaya Liong, Edwin Soeryadjaya, dan Agus Superiadi. 

Berdasarkan prospektus, komposisi pemegang saham setelah MBMA resmi melantai di bursa yaitu PT Merdeka Energi Nusantara yang merupakan anak usaha dari MDKA memiliki porsi kepemilikan 49,21 persen atau sebanyak 52,87 miliar. 

Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir memiliki 11,14 persen atau sebanyak 11,96 miliar saham.  Boy Thohir juga merupakan pemilik induk usaha, MDKA sebanyak 7,35 persen atau sekitar 1,77 miliar saham. 

Kemudian Winato Kartono memiliki 6,33 persen atau sekitar 6,79 miliar saham. Nama Winato Kartono sudah tidak asing lagi. Dia adalah orang dibalik MDKA, PT Provident Capital Indonesia, PT Jingdong Indonesia Pertama dan Provident Capital Partners Pte Ltd.

Selanjutnya Hardi Wijaya Liong memiliki 2,71 persen saham. Hardi merupakan wakil presiden direktur TBIG dan pemegang saham utama PT Provident Capital Indonesia, yang sejak awal mula adalah pemilik utama TBIG. 

Kemudian muncul nama Edwin Soeryadjaya, Bos dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) dengan kepemilikan 2,13 persen atau sekitar 2,29 miliar saham. SRTG juga merupakan pemegang saham MDKA. 

Lalu Agus Superiadi yang juga merupakan mantan direktur PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dengan porsi kepemilikan 0,22 persen. 

Pemilik lain pada MBMA yaitu Huayong International (Hong Kong) Limited sebesar 7,58 persen, PT Prima Langit Nusantara dengan kepemilikan sebesar 4,16 persen. Selanjutnya PT Prima Puncak Mulia sebesar 3,79 persen, Philip Suwardi Purnama sebesar 2,42 persen dan Trifena sebesar 0,07 persen. 

Sementara itu, masyarakat akan mengantongi 10,24 persen atau 11 miliar saham saat IPO. 

MBMA berencana melaksanakan IPO dengan menawarkan 11 miliar saham biasa dengan nominal Rp100 per saham. Harga penawaran berkisar Rp780 hingga Rp795 per saham. Alhasil MBMA berpotensi meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp8,74 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper