Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) membukukan total pendapatan Rp970,57 miliar atau meningkat 8,3 persen pada 2022, tetapi laba bersihnya menurun.
Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis PT CSRA Seman Sendjaja mengatakan, meningkatnya pendapatan perusahaan disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya iklim ekonomi yang mendukung kuatnya pertumbuhan harga minyak sawit mentah (CPO).
"Direksi sangat berkenan dengan keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan tiap kesempatan yang ditawarkan oleh iklim ekonomi yang mendukung yaitu kuat nya pertumbuhan harga CPO, melandainya kurva pandemi, dan operasional yang sangat baik pada saat publikasi kinerja ini disampaikan," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Rabu, (29/3/2023).
Berdasarkan laporan keuangan, PT CSRA mencetak laba bersih sebesar Rp252,4 miliar. Capaian tersebut turun tipis 2,8 persen secara year-on-year (yoy) dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp259,6 miliar. Hal itu mengakibatkan penurunan marjin bersih menjadi 26 persen dibandingkan 28,9 persen pada tahun lalu.
Dari sisi profitabilitas, laba kotor CSRA tercatat menguat menjadi sebesar Rp571,76 miliar atau tumbuh 12,6 persen yoy dibandingkan tahun lalu sebesar Rp507,73 miliar. Marjin laba kotor meningkat menjadi 58,9 persen dibandingkan 56,7 persen pada 2021.
Hingga Desember 2022, total luas lahan tertanam Perseroan mencapai 19.333,9 hektare. Dari luas lahan perkebunan yang tertanam tersebut, seluas 16.147 hektare ditanami tanaman yang menghasilkan (mature).
Baca Juga
Dengan profil usia perkebunan yang tergolong ideal, 74,6 persen tanaman berada pada usia produksi prima, dengan perincian yaitu di diatas usia 18 tahun menempati lahan seluas 4.093,8 hektare, usia 8-17 tahun seluas 9.612,9 hektare, dan usia 4-7 tahun seluas 2.440,4 hektare.
Sebagai informasi, harga jual rata-rata produk olahan kelapa sawit yang diperoleh CSRA meningkat masing-masing sebesar CPO 5,6 persen, TBS 9,4 persen, dan PKO 6,8 persen.
"Kami dengan berbagai upaya akan terus meningkatkan kinerja dalam hal operasional dan keuangan, bersamaan dengan penerapan praktik berkelanjutan sehingga dapat mencapai goal kami yaitu menjadi perusahaan agribisnis berskala nasional yang unggul," pungkasnya.