Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Harga Minyak Berhenti Setelah Tiga Hari, Terkena Jegal Profit Taking

Harga minyak tergelincir usai menjalankan reli kenaikan tiga hari beruntun karena aksi profit taking.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak tergelincir usai menjalankan reli kenaikan tiga hari beruntun karena aksi profit taking.

Investor segera pasang mode jual setelah Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mengisi ulang Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara itu mungkin memakan waktu beberapa tahun.

Akibatnya minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot 1,33 persen ke US$69,96 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei turun 1,02 persen, menjadi US$75,91 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

“Kemunduran harga terjadi karena "pedagang mengambil keuntungan setelah rebound yang kuat," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire, Kamis (23/3/2023) dikutip dari Antara.

Analis UBS Giovanni Staunovo berpendapat pernyataan Granholm juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan. Terutama karena Departemen Energi berencana untuk melanjutkan pelepasan tambahan 26 juta barel sebagai bagian dari mandat kongresnya.

Harga acuan minyak telah terangkat sekitar satu persen lebih tinggi sebelum komentar Granholm, didukung oleh dolar yang lebih rendah dan harga bensin yang lebih tinggi.

Pelaku pasar minyak juga terus mencerna data stok bahan bakar AS. Badan Informasi Energi AS melaporkan Rabu (22/3/2023) bahwa persediaan minyak mentah negara itu meningkat 1,1 juta barel selama pekan yang berakhir 17 Maret.

Total persediaan bensin motor turun 6,4 juta barel pekan lalu, sementara stok bahan bakar sulingan turun 3,3 juta barel, menurut laporan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper