Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga sebesar 0,25 bps dalam pertemuan terakhir dan memberikan sinyal dovish soal kenaikan suku bunga. Adapun investasi pada reksa dana pendapatan tetap berpotensi terpengaruh sentimen ini.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan kenaikan Fed Fund Rate bulan Maret 2023 sebesar 25 bps telah sesuai dengan ekspektasi pasar. Menurutnya, salah satu hal yang meredakan kekhawatiran pelaku pasar yaitu penyataan The Fed yang menunjukkan kenaikan FFR hanya akan terjadi 1 kali lagi dengan terminal rate mencapai 5,1 persen.
"Sedangkan penurunan suku bunga acuan diprediksi akan terjadi di semester II/2023," kata Rudiyanto ke Bisnis, Jumat (24/3/2023).
Dia menjelaskan, harga instrumen investasi selalu bergejolak dari waktu ke waktu. Menurutnya, Panin Asset Management tidak mencermati satu atau dua aset investasi secara khusus di kala kebijakan dovish The Fed ini, melainkan keseluruhan aset sesuai dengan kebijakan investasi.
Rudiyanto menuturkan diversifikasi portofolio harus disesuaikan dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi dari masing-masing investor.
"Diversifikasi portofolio pada dasarnya disesuaikan dengan profil resiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi dari masing-masing investor. Namun, kami melihat bahwa reksa dana yang berbasis obligasi masih memiliki prospek yang baik di tahun ini," ujarnya.
Baca Juga
Adapun Panin Asset Management menyarankan investor dengan profil risiko konservatif setidaknya memiliki 50 persen hingga 70 persen porsi reksa dana pendapatan tetap.
Lalu, untuk investor dengan profil risiko agresif setidaknya memiliki 10 persen hingga 30 persen porsi reksa dana pendapatan tetap.
Sebagaimana diketahui, The Fed menyampaikan akan memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam pertemuan terakhir. Pasar bertaruh hanya akan ada seperempat poin kenaikan lagi dari The Fed.