Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Saham Pertamina Geothermal (PGEO) Mendingin, Ada Efek Credit Suisse?

Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) seiring dengan sejumlah sentimen negatif seperti kebangkrutan Credit Suisse.
Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) seiring dengan sejumlah sentimen negatif seperti kebangkrutan Credit Suisse. /JIBI-Nurul Hidayat
Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) seiring dengan sejumlah sentimen negatif seperti kebangkrutan Credit Suisse. /JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih berada dalam tren menurun akibat sejumlah sentimen negatif seperti risiko bisnis hingga kebangkrutan Credit Suisse.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PGEO ditutup koreksi sebesar 0,62 persen atau 5 poin menjadi Rp795 per saham pada Jumat (24/3/2023). Saham PGEO pun semakin jauh daru harga IPO-nya, yakni Rp875 per saham, yang tercatat di BEI pada 24 Februari 2023.

Saat itu, PGEO melepas 10,35 miliar saham dalam IPO sehingga memeroleh dana Rp9,06 triliun. IPO PGEO pun menjadi nilai emisi IPO terbesar tahun ini.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama menyatakan bahwa kondisi kebangkrutan yang dihadapi Credit Suisse berdampak langsung pada saham PGEO. 

Untuk diketahui, Credit Suisse merupakan salah satu penjamin efek (underwriter) PGEO. Bank Nasional asal Swiss ini mengalami kerugian dalam 2 tahun berturut-turut. Terakhir, Credit Suisse mengajukan pinjaman hingga Rp834 triliun untuk meredam ketakutan investor.

“Kebangkrutan Credit Suisse ini memengaruhi market global. Apalagi kalau ada hubungan seperti ini, pasti akan terdampak langsung," jelasnya.

Penurunan saham PGEO juga terus terjadi akibat aksi jual bersih asing (net sell) sebesar Rp81,7 miliar sejak perseroan melantai di BEI tepat sebulan yang silam.

Selain itu, tingginya risiko bisnis perseroan dinilai menjadi permasalahan fundamental yang ditilik pelaku besar. Melihat kondisi tersebut, kata Nafan, tampaknya para investor masih bersikap wait and see terhadap pergerakan saham PGEO dan menunggu laporan kinerja keuangan tahun 2022.

“Dengan sentimen itu, pantas saja kalau saham PGEO terus mengalami penurunan harga atau tren bearish.”

PGEO bergerak pada bidang geothermal yang merupakan bagian dari sektor energi baru terbarukan. Sebagai perusahaan penghasil energi panas bumi, PGEO memiliki berbagai persoalan.

Di antaranya distribusi energi yang jauh dari dari pusat demand baik industri ataupun rumah tangga, tarif listrik yang mahal, hingga risiko kegagalan eksplorasi yang tinggi. Hal ini diyakini menjadi alasan para investor pasar modal berhati-hati dengan saham PGEO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper