Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Masih dalam Tekanan, Investor Bisa Mulai Cicil Saham-saham Potensial Ini

Analis Pilarmas Investindo memprediksi saham-saham yang akan terdampak dari aksi bank sentral itu a.l. saham sektor perbankan, properti, dan otomotif.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah koreksi pasar saham akibat sejumlah sentimen negatif investor disarankan mulai mengoleksi saham-saham tertentu yang berpeluang naik kala market rebound.

Pada perdagangan Kamis (16/3/2023), indeks harga saham gabungan (IHSG) turun turun 0,94 persen ke level 6.565,72. Ini adalah level terendah sepanjang tahun berjalan 2023 di bawah rekor sebelumnya 6.584,45 pada 11 Januari 2023.

Pelemahan pasar saham kemarin terjadi di hampir seluruh sektor dengan koreksi terdalam terjadi pada sektor energi sebesar 2,85 persen, sektor industri dasar turun 2,55 persen, dan teknologi terkoreksi 2,23 persen.

Perkembangan krisis Silicon Valley Bank (SVB) dan Credit Suisse menjadi sentimen negatif yang menekan bursa saham Tanah Air, juga saham-saham di Asia Pasifik dan Amerika.

Keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan sudah mampu menjadi sentimen penyeimbang di tengah aksi jual. Meski begitu, analis menilai valuasi yang sudah oversold berpotensi membuka celah rebound jangka pendek.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan Pelemahan IHSG sendiri terjadi terimbas sentimen efek domino kolapsnya Silicon Valley Bank ke Credit Suisse di Eropa.

Cheril mengatakan koreksi saham-saham teknologi dipicu oleh kekhawatiran tumbangnya perusahaan-perusahaan teknologi AS menyusul tumbangnya SVB.

Sementara itu, pelemahan sektor energi disebabkan oleh ekspektasi perlambatan ekonomi yang meningkat sehingga memicu pelemahan harga komoditas energi sehingga saham-saham emiten sektor energi menjadi sasaran aksi jual investor.

Saham-saham Perbankan Berkapitalisasi Besar

Di tengah volatilitas tinggi pasar saham dan pelemahan IHSG, Cheril pun menyarankan investor untuk mulai mencicil saham-saham perbankan berkapitalisasi besar dan konsumen primer. Beberapa saham yang menjadi rekomendasinya adalah SIDO, BBRI, BBNI, dan INDF.

Di sisi lain, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti memprediksi saham-saham yang akan terdampak dari aksi bank sentral itu a.l. saham sektor perbankan, properti, dan otomotif.

Sementara itu, analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan IHSG diperkirakan akan melanjutkan pelemahan ke kisaran level support 6.480—6.500.

“Pelaku pasar juga mengantisipasi keputusan The Fed yang diperkirakan akan menaikkan The Fed Rate sebesar 25 bps dalam FOMC 22 Maret 2023,” ucap Rio, Kamis (16/3/2023).

Dia berpendapat langkah BI mempertahankan suku bunga acuan menjadi katalis positif untuk saham-saham defensif dan consumer related. Beberapa saham di sektor tersebut yang menjadi top picks Phintraco Sekuritas di antaranya INDF, ICBP, SIDO, MAPI, TLKM, dan ASII.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper