Bisnis.com, BONTANG - Emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) melalui anak usahanya, PT Indominco Mandiri (IMM), mempertimbangkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 100 MW.
Baca Juga : Strategi ITMG Pacu Gasifikasi Batu Bara |
---|
Era Tjahya Saputra, Kepala Teknik Tambang Indominco Mandiri, menyampaikan Indominco berkomitmen mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) berupa PLTS. Saat ini, Indominco atau IMM mengoperasikan PLTS berkapasitas maksimal 3 MW. Investasi pengembangan PLTS setiap 1 MW sekitar US$1 juta (sekitar Rp15,3 miliar).
Menurutnya Indominco memiliki potensi PLTS hingga 100 MW karena masih luasnya hamparan konsesi perusahaan. Perusahaan nantinya akan berdiskusi dengan PLN untuk bisa melakukan transaksi jual-beli.
"Kami akan berbicara teknis dengan PLN untuk transaksi jual-beli, karena selama ini PLTS baru dipakai untuk kebutuhan IMM sendiri. Harapannya, PLTS Indominco juga bisa mendukung kebutuhan daya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser, Kalimantan Timur," paparnya di kawasan operasional Indominco di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (16/3/2023).
Ke depannya, Indominco juga mencoba mengembangkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan bekerja sama dengan PDAM. Sumber energi air bisa berasal dari void, atau kolam bekas tambang.
Selain PLTS, IMM menargetkan penggunaan 5 persen dari keseluruhan aset pembangkit listrik di kawasan Indominco menggunakan biomassa. Saat ini, IMM mengoperasikan 3 pembangkit listrik, yakni PLTU 14 MW, PLTS 3 MW, pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) 10x800 kw atau 8 MW, sehingga totalnya mencapai 25 MW.
"Biomassa targetnya bisa 5 persen dari total kapasitas pembangkit existing [25 MW]. Bahannya dari kayu tanaman perintis, seperti sengon dan lain-lain," imbuhnya.
Kebutuhan bahan baku biomassa nantinya diperkirakan 42 ton per bulan. Namun, untuk pengunaannya masih menunggu arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup, karena kayu yang digunakan dari tumbuhan perintis reklamasi tambang.
Jaka Teguh, Utilities Operation IMM, menambahkan operasional PLTS IMM sebesar 3 MW dimulai pada Oktober 2019. PLTS tersebut dilengkapi baterai dengan kapasitas penyimpanan 2 MW.
"Jadi pagi hari saat ada matahari listrik PLTS dipakai. Untuk malam hari didukung baterai," ujarnya.
Adanya PLTS turut menghemat biaya energi dan operasional. Saat ini, PLTD hanya beroperasi 4-5 unit saja dari total kapasitas 10 unit (masing-masing 800 KW), karena kebutuhan sebagian daya listrik berasal dari PLTS.
PLTS 3 MW menggunakan lahan sekitar 3 hektare. Menurut Jaka, IMM menyiapkan 6 hektare lahan tambahan untuk pengembangan PLTS lanjutan. Namun, hal itu tentunya menunggu arahan manajemen untuk proyek PLTS ke depannya.
PLTS IMM menggunakan sistem ground mounting, yakni panel surya dipasang ke struktur rak yang terhubung ke tanah dengan balok baja atau jenis tiang logam lainnya. Dudukan tanah dipasang di area terbuka.
Dia menambahkan PLTS minim perawatan sehingga tidak membutuhkan banyak biaya. Garansi panel surya pun berkisar 10 tahun-15 tahun.