Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adhi Karya (ADHI) Bakal Terima Pembayaran Proyek LRT Rp4,2 Triliun Tahun Ini

Adhi Karya (ADHI) bakal terima pembayaran Rp4,2 triliun seiring dengan proyek Light Rail Transit (LRT) yang ditargetkan selesai Juli tahun ini.
Rangkaian kereta light rapid transit (LRT) terparkir di Stasiun LRT Cibubur, Depok, Jawa Barat, Selasa (22/3/2022). Bisnis/Abdurachman
Rangkaian kereta light rapid transit (LRT) terparkir di Stasiun LRT Cibubur, Depok, Jawa Barat, Selasa (22/3/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) akan menerima dana segar sebesar Rp4,2 triliun seiring proyek Light Rail Transit (LRT) yang diperkirakan beroperasi sesuai target pada Juli tahun ini.

Direktur Utama ADHI Entus Asnawi mengatakan dalam kontrak LRT terdapat pembayaran yang bersifat turnkey atau pembayaran yang baru dilakukan ketika sudah pembangunan selesai.

“Dalam kontrak ini itu ada nilai yang pembayarannya itu turnkey pada saat proyek ini misalnya selesai di Juli baru kita dibayar Rp4,2 triliun,” ujar Entus di Jakarta, Selasa (15/3/2023).

Menurut Entus pembayaran proyek yang bersifat turnkey disebabkan oleh fasilitas perbankan yang diperoleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak memenuhi untuk pembangunan. Namun, KAI mendapat penyertaan modal negara (PMN) untuk penambahan dana LRT.

KAI dahulu dapat PNM LRT hanya Rp7,8 triliun, sementara pinjaman dari perbankan hanya Rp18 triliun sampai 19 triliun. Ketika dijumlahkan hanya Rp28 triliun, sementara kebutuhan keseluruhan KAI pembangunan LRT Rp34 triliun.

Adapun KAI merupakan investor sekaligus operator pada proyek LRT. Sementara ADHI hanya berperan sebagai kontraktor dalam proyek ini.

“Kalau kontraktor kita terima saja artinya pembayaran jasa konstruksi,” tuturnya.

Adapun berdasarkan Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2016 pemerintah menugaskan kepada ADHI untuk membangun prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi. Pembangunan meliputi  jalur yang termasuk konstruksi jalur layang, stasiun, fasilitas operasi, dan depo.

Sementara mengenai pembayaran berdasarkan Pasal 7 Perpres tersebut pemerintah melakukan pembayaran atas pengalihan prasarana untuk setiap tahapan pembangunan pada setiap Lintas Pelayanan yang telah selesai dibangun oleh ADHI.

Sebelumnya, Entus mengatakan perseroan telah menerima pembayaran dari proyek LRT sebesar Rp17 triliun. Dia mengatakan masih terdapat beberapa pekerjaan tambahan yang harus diselesaikan dalam pembangunan LRT. Saat ini, ADHI tengah menyusun proses administrasi pekerjaan tambahan tersebut.

“[Nominal] yang sudah dibayar [dari LRT] saat ini Rp17 triliun,” ujar Entus di Gedung MTH 27 Office Suites, Jakarta, Rabu (1/3/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper