Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen air minum dalam kemasan (AMDK) milik Hermanto Tanoko, PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp300 miliar pada 2023. CLEO akan menggunakan dana tersebut untuk melanjutkan ekspansi pabrik dan jaringan distribusi sehingga mengerek penjualan.
Wakil Direktur Sariguna Primatirta Melisa Patricia mengatakan CLEO membidik kenaikan penjualan sebesar 30 persen pada 2023. Kenaikan akan ditopang oleh prospek konsumsi yang naik dan ekspansi pabrik serta jaringan distribusi.
Sebagaimana diketahui, CLEO akan membangun tiga pabrik baru yang berlokasi di Lampung, Manado dan Pekanbaru pada 2023. Tambahan tiga pabrik itu akan membuat kapasitas produksi naik 33 persen sehingga menjadi 5,3 miliar liter per tahun.
“Setelah jaringan distribusi di suatu wilayah berhasil kami kembangkan dengan baik, maka selanjutnya akan disusul dengan membangun pabrik baru di wilayah tersebut dengan tujuan untuk mengurangi biaya transportasi,” kata Melisa dalam keterangan resmi, Selasa (14/3/2023).
Melisa optimistis kinerja CLEO pada 2023 akan lebih baik seiring dengan pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir 2022. Dia meyakini aktivitas masyarakat yang kembali meningkat setelah pencabutan pembatasan akan diikuti dengan kenaikan kebutuhan air minum.
“Karenanya, kami terus menambah pabrik dan jaringan distribusi untuk lebih mendekatkan diri dengan konsumen di seluruh Indonesia. Mayoritas layanan pemasaran produk CLEO hingga saat ini masih berada di pulau Jawa,” kata dia.
Baca Juga
CLEO belum merilis kinerja setahun penuh untuk 2022. Namun berdasarkan laporan keuangan per September 2022, penjualan CLEO naik 26,35 persen secara year-on-year (yoy), dari Rp802,94 miliar pada sembilan bulan pertama 2021 menjadi Rp1,01 triliun per September 2022.
Penjualan CLEO terutama ditopang oleh kenaikan penjualan minuman botol yang tumbuh 55,28 persen yoy dari Rp320,65 miliar menjadi Rp497,95 miliar.
Sementara itu, penjualan minuman bukan botol naik 8,14 persen yoy dari Rp463,38 miliar menjadi Rp501,11 miliar.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan produsen air minum merek Cleo ini naik 35,84 persen yoy menjadi Rp621,04 miliar, dari sebelumnya Rp457,17 miliar. Kenaikan terutama disumbang oleh naiknya beban bahan baku yang digunakan dari Rp247,48 miliar menjadi Rp340,20 miliar atau naik 37,46 persen yoy.
Meski demikian, CLEO tetap mampu membukukan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 10,50 persen yoy dari Rp136,59 miliar menjadi Rp150,94 miliar.