Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik orang terkaya Indonesia Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang tahun 2022. BYAN mencetak laba bersih US$2,17 miliar atau setara Rp33,6 triliun (kurs Jisdor Rp15.438 per dolar AS).
BYAN tercatat membukukan pendapatan sebesar US$4,7 miliar atau setara Rp72,6 triliun. Pendapatan ini meningkat 64,91 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar US$2,85 miliar.
Pendorong pendapatan ini berasal dari batu bara pihak ketiga sebesar US$4,39 miliar, dan pihak berelasi sebesar US$300,3 juta. Sementara pendapatan dari non-batu bara sebesar US$10,8 juta.
Ekspor batu bara BYAN dilakukan ke pihak ketiga, yakni China National Machinery Import and Export Corporation sebesar US$577,6 juta, dari TNB Fuel Service Sdn. Bhd. sebesar US$319,2 juta, dan ekspor ke pihak lain-lain masing-masing di bawah 10 persen senilai US$3,12 miliar.
Sementara itu, penjualan batu bara terbanyak BYAN di Asia Tenggara meliputi Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam sebesar US$2,26 miliar, ke Asia Timur meliputi China, Jepang, Korea, dan Taiwan senilai US$1,08 miliar, Asia selatan ke India, Pakistan, dan Bangladesh sebesar US$873,13 juta, dan ke Eropa US$6,63 juta.
Naiknya pendapatan BYAN ini turut membuat beban pokok pendapatan naik menjadi US$1,54 miliar, atau meningkat 39,59 persen dari US$1,1 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Baca Juga
Dengan beban pokok pendapatan tersebut, BYAN mencetak laba bruto sebesar US$3,16 miliar, naik 80,94 persen dari US$1,74 miliar.
BYAN pun membukukan laba bersih senilai US$2,17 miliar atau setara Rp33,16 triliun pada 2022. Laba bersih ini naik 79,63 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar US$1,2 miliar.
Adapun sepanjang 2022, BYAN membukukan jumlah aset US$3,94 miliar, naik dibandingkan 2021 yang sebesar US$2,43 miliar.
Jumlah liabilitas BYAN juga tercatat meningkat menjadi US$1,95 miliar di akhir 2022, dari US$570 juta di akhir 2021. Sementara itu, total ekuitas BYAN juga meningkat menjadi US$3,9 miliar di Desember 2022, dari US$2,43 miliar di Desember 2021.