Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Tiga Produk Reksa Dana Turun, Investor Asing Alihkan Dana Keluar RI?

Dana kelolaan Produk reksa dana saham, pasar uang dan pendapatan tetap kompak turun. Pelemahan tersebut dinilai akibat investor asing alihkan dananya keluar RI.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Dana kelolaan tiga dari empat produk reksa dana dengan dana kelolaan tertinggi, terpantau mengalami penurunan secara bulanan. Analis memperkirakan penurnan dana kelolaan tersebut disebabkan banyaknya investor asing yang mengalihkan dananya dari Indonesia.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana pasar uang kompak turun secara bulanan (month to month/MoM). Masing-masing penurunan sebesar 0,98 persen, 2 persen, dan 6,47 persen. Sementara itu, dana kelolaan jenis reksa dana terproteksi justru naik 3,66 persen secara bulanan.

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Anggi mengatakan investor asing sudah mencatatkan jual bersih atau net sell di obligasi pemerintah sejak satu bulan atau (MoM). Investor asing, kata dia juga mulai net sell di pasar saham. Hal ini, kemudian berdampak terhadap dana kelolaan reksa dana.

“Sejak beberapa hari juga investor asing mulai net sell di pasar saham lokal juga. Menurut saya ini mencerminkan ketidakpastian pasar modal saat ini sehingga investor asing lebih memilih mengalihkan dana mereka dari negara berkembang seperti Indonesia ke negara maju. Dampaknya, dana kelolaan reksadana pun juga terdorong turun akibat tingginya volatilitas di market,” kata Anggi kepada Bisnis, Rabu (8/3/2023).

Dia mengatakan produk reksa dana domestik saat ini tengah terdampak oleh ketidakpastian dan sentiment global. Hal ini, kata Anggi, mempengaruhi tingkah laku investasi investor asing maupun domestik terhadap produk reksa dana.

Lebih lanjut, Anggi mengatakan, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang masih memiliki prospek yang baik sepanjang semester I 2023.

“Menurut saya prospek Reksa Dana Pendapatan Tetap dan pasar uang lebih baik dibandingkan sama Reksa Dana Saham saat ini terutama sampai first half 2023 karena ketidakpastian pasar modal serta volitilitas tinggi di pasar domestik yang saat ini kurang kondusif. Dari sisi global, The Fed mengindikasikan besaran terminal rate FFR yang lebih tinggi dari proyeksi semula, namun disisi lain BI menyatakan sejauh ini masih merasa level suku bunga di 5,75 persen,” katanya.

Sementara itu, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan reksa dana yang berbasis obligasi masih memiliki prospek yang baik pada 2023. Hal yang sama, kata Rudiyanto berlaku untuk reksa dana saham dan pasar uang.

Menurut dia, reksa dana pasar uang mendapat keuntungan yang positif karena kenaikan suku bunga deposito. Sementara itu, reksa dana yang berbasis obligasi mendapat sentimen positif karena kenaikan suku bunga acuan.

“Sementara untuk reksa dana yang berbasis obligasi mendapat sentimen positif karena kenaikan suku bunga acuan diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2023 ini. ketika suku bunga acuan sudah mencapai puncaknya, maka ini juga akan menjadi sentimen yang positif untuk reksa dana yang berbasis saham,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper