Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kemasan PT Mitra Pack Tbk. (PTMP) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20 persen hingga 25 persen pada 2023, dan target laba naik 15 persen hingga 20 persen.
Jika melihat prospektus PTMP, pendapatan dan penjualan per Juli 2022 sebesar Rp78,71 miliar. Sementara itu laba bruto berada di Rp26,47 miliar.
Direktur Utama Mitra Pack Ardi Kusuma mengatakan target pendapatan dan laba pada 2023 akan disokong oleh banyaknya proyek baru seperti mesin coding, inspection, wrapping, terutama ada perubahan desain packaging seperti salah satu merek permen kopi.
“Nilai proyek relatif tergantung dari produksi mereka (klien). Kontraknya biasanya tahunan,” katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (6/3/2023).
Selain itu PTMP mengaku akan mulai menjajaki pasar ekspor terutama e-commerce dengan China, Korea, dan Vietnam sebagai negara tujuan penjajakan.
“Mungkin peluang itu yang kita tangkap, kita kerja sama dengan mereka, manufaktur sifatnya disini,” jelasnya.
Baca Juga
Proyek luar negeri yang sedang dijajaki, kata Ardi, yaitu lini bisnis local coding, dalam hal local industrial plastic dan sebagainya. Terlebih saat ini musim transaksi e-commerce meningkat sehingga bubble wrap yang menjadi salah satu produk PTMP banyak digunakan.
Ardi menyebutkan market share PTMP tergantung jenis lini bisnis, untuk lini printing, market share mencapai 80 persen, industri wrapping sebesar 60 persen dan ini menjadi penyokong pendapatan tahun sebelumnya.
PTMP merupakan emiten yang menjalankan kegiatan usaha perseroan bergerak dalam bidang usaha perdagangan sebagai distributor resmi dan penyewaan barang-barang industri pengemasan termasuk suku cadang dan service seperti coding, marking, labeling dan product inspection system serta shrink packaging, protective packaging, food packaging, dan pharmaceutical (blister) packaging melalui anak usaha.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (6/3/2023) PTMP ditutup hijau di posisi Rp140 atau naik 16,67 persen. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp443,69 miliar.
Saham PTMP dikategorikan sebagai saham syariah dan dilepas ke publik sebanyak 800 juta lembar saham yang mewakili 25,24 persen modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana. Perseroan menawarkan harga saham sebesar Rp120 setiap saham sehingga perolehan dana IPO sebesar Rp96 miliar.
Seluruh dana hasil IPO akan digunakan oleh modal kerja dengan rincian untuk peningkatan persediaan barang regular (pembelian consumable, mesin printer dan sparepart), pengembangan pasar dalam hal perluasan pelanggan sewa di sector penyewaan, penambahan dan pengembangan produk baru; dan untuk pemasaran dan marketing.