Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perdagangan dan penyewaan barang industri pengemasan, PT Master Print Tbk. (PTMR) menargetkan pertumbuhan kinerja pendapatan 13,25% menjadi Rp145,88 miliar pada 2025 terutama dari segmen makanan dan minuman (mamin).
Direktur Utama Master Print Ardi Kusuma menyampaikan pada 2025 industri pengemasan akan semakin berkembang seiring dengan peningkatan permintaan pengemasan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan inovatif, terutama dalam sektor e-commerce.
Adapun, mayoritas penjualan PTMR ke sektor bisnis makanan dan minuman. Tahun ini, perusahaan akan ekspansi produk baru untuk kemasan sosis berupa kolagen dan plastik.
“Mayoritas penjualan kami ke sektor F&B, terutama makanan olahan. Kami akan mencoba memperluas market perusahaan,” jelasnya dalam Paparan Publik, Rabu (18/6/2025).
Pada 2025, PTMR menargetkan penjualan neto Rp145,88 miliar dan laba bersih tahun berjalan Rp6,89 miliar. Ardi Kusuma mengungkapkan untuk mendukung pencapaian target tersebut, Master Print akan terus melakukan diversifikasi produk sesuai kebutuhan pasar, memperkuat kapabilitas tim penjualan, dan menjaga ketahanan bisnis melalui pemantauan aktif terhadap perubahan geopolitik global.
Dengan strategi ini, manajemen berharap dapat menjaga stabilitas usaha sekaligus meraih peluang baru secara berkelanjutan. Direksi PTMR secara melakukan tinjauan secara berkala setiap kuartal untuk mengevaluasi pertumbuhan dan tantangan yang dihadapi, guna merumuskan strategi yang lebih tepat dan efektif untuk kuartal berikutnya.
Baca Juga
“Langkah ini memungkinkan kami untuk tetap adaptif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di pasar, serta memastikan bahwa strategi yang kami terapkan dapat mendukung pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan,” ujar Ardi Kusuma.
Pada 2024, PTMR berhasil melampaui target yang telah ditetapkan, dengan pertumbuhan penjualan yang signifikan. Penjualan neto tercatat sebesar Rp128,82 miliar, meningkat sebesar 30,93% atau setara dengan Rp30,43 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp98,39 miliar.
Pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan produk consumable, yang tumbuh sebesar 31,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Ardi Kusuma, pertumbuhan ini mencerminkan efektivitas strategi pemasaran yang dijalankan.
Ardi Kusuma menyampaikan salah satu tantangan utama PTMR adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama terhadap dolar AS (USD). Untuk memitigasi risiko tersebut, manajemen telah mengambil langkah strategis seperti mengonsolidasikan pengiriman dan meningkatkan kontrak dalam mata uang dolar AS.
Selain itu, kenaikan biaya operasional, khususnya biaya pengiriman dan keterbatasan jadwal kontainer dari beberapa negara, turut mempengaruhi kelancaran rantai pasok. Meski menghadapi tekanan tersebut, PTMR tetap menyesuaikan strategi secara dinamis untuk menjaga kinerja dan daya saing, serta menangkap peluang di tengah tantangan yang ada.
Sebagai bagian dari strategi ekspansi dan pengembangan usaha, pada 8 Oktober 2024, PT Master Print Tbk. (PTMR) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui IPO, PTMR berhasil meraih dana segar Rp55,68 miliar.
Setelah IPO, susunan pemegang saham PT Master Print Tbk. (PTMR) ialah PT Mitra Pack Tbk. (PTMP) 76,42% sebagai pengendali, Ardi Kusuma sebesar 0,77%, dan masyarakat (publik di bawah 5%) sebesar 22,81%.
DANA IPO PTMR
Sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2015 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, Perseroan wajib mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil IPO dalam setiap RUPS tahunan sampai dengan seluruh dana telah direalisasikan.
Ardi Kusuma menyampaikan dari hasil penawaran umum saham perdana sebesar Rp55,68 miliar, dikurangi dengan biaya-biaya penawaran umum sebesar Rp2,45 miliar, maka PTMR menerima dana bersih IPO sebesar Rp53,22 miliar.
Perseroan telah menggunakan sebagian dana hasil penawaran umum saham perdana tersebut dengan perincian Rp25,09 miliar untuk akuisisi saham GPK, dan Rp27,79 miliar untuk modal usaha. Adapun, sisa dana hasil penawaran umum perdana saham sebesar Rp341,83 juta disimpan di rekening giro Bank BCA.