Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mematok target penjualan dua seri surat berharga syariah negara (SBSN) ritel atau sukuk ritel SR018 T3 dan SR018 T5 sejumlah Rp15 triliun.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah mengaku optimistis penjualan SR018 akan memenuhi target. Hal ini lantaran ada sejumlah fitur yang dimiliki oleh surat utang syariah ini.
Fitur paling menarik SR018 ialah dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder. Menurut dia karakteristik SR018 ini sangat menarik bagi investor yang mementingkan likuiditas suatu produk investasi.
“Pemerintah cukup optimis animo masyarakat terhadap SR018 masih tinggi, karena SR018 bersifat tradable, yang merupakan karakteristik cukup penting bagi investor ritel yang concern terhadap isu likuiditas,” kata Irianti kepada Bisnis, Rabu (1/3/2023).
Irianti mengatakan SR018 memiliki karakteristik aman karena pembayaran pokok dan imbalannya dijamin Undang-undang. Kedua, lanjut Irianti,SR018 telah memperoleh opini syariah dari DSN-MUI. Sehingga bagi investor yang konsen terhadap shariah compliance tidak perlu khawatir.
Ketiga, lanjut Irianti mudah dan terjangkau, karena minimum pembelian adalah Rp1.000.000 dan dapat dipesan dengan platform online (e-SBN) kapanpun dan dimanapun. Keempat, menguntungkan, karena SR018 memberikan kupon secara regular sehingga investor dapat menggunakan imbalan per bulan untuk memenuhi kebutuhan keuangannya secara terencana.
Baca Juga
“Kelima, tentu saja, ikut serta dalam membangun negeri, karena hasil penerbitan digunakan untuk pembiayaan pembangunan,” katanya.
Berdasarkan informasi di laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) SR018 T3 memiliki tenor 3 tahun dan kupon 6,25 persen fixed p.a atau per tahun.
Seri ini akan jatuh tempo pada 10 Maret 2026 dan dijual dengan harga per unit sebesar Rp1 juta. Nilai pemesanan minimum untuk SR018 T3 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya Rp5 miliar.
Sementara itu, untuk seri SR018 T5 akan memiliki tenor selama 5 tahun dan tingkat kupon sebesar 6,40 persen fixed p.a atau per tahun. Seri ini akan jatuh tempo pada 10 Maret 2028. Nilai pemesanan minimum untuk SR018 T5 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya Rp10 miliar.