Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Japfa (JPFA) Turun 30 Persen jadi Rp1,42 Triliun pada 2022

Meski penjualan naik, kenaikan beban bahan baku membuat laba bersih Japfa (JPFA) turun 30 persen pada 2022 menjadi Rp1,42 triliun.
Jajaran manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berfoto setelah RUPST pada Rabu (6/4/2022). Japfa catatkan penurunan laba bersih sebesar 30 persen sepanjang 2022.
Jajaran manajemen PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berfoto setelah RUPST pada Rabu (6/4/2022). Japfa catatkan penurunan laba bersih sebesar 30 persen sepanjang 2022.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) membukukan kenaikan penjualan hingga akhir 2022. Namun beban bahan baku yang meningkat membuat laba bersih Japfa turun hampir 30 persen dibandingkan dengan tahun lalu menjadi Rp1,42 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022 yang belum diaudit, penjualan Japfa mencapai Rp48,97 triliun, tumbuh 9,12 persen secara year on year (YoY dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp44,87 triliun.

Penjualan JPFA terutama ditopang oleh segmen peternakan komersial yang menyumbang Rp18,96 triliun, meningkat 7,72 persen YoY dari Rp17,60 triliun pada tahun sebelumnya. Segmen pakan ternak menjadi penyumbang terbesar kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp13,97 triliun, naik 5,96 persen YoY dari realisasi tahun sebelumnya Rp13,19 triliun.

Pada saat yang sama, beban pokok penjualan Japfa tercatat naik 12,02 persen menjadi Rp41,28 triliun, dibandingkan dengan Rp36,85 triliun pada akhir 2021.

Kenaikan beban pokok penjualan terutama disumbang dari pos bahan baku dan kemasan yang mencatatkan pembengkakan sebesar 14,26 persen YoY menjadi Rp36,67 triliun. Pada Januari—Desember 2021, beban bahan baku berada di angka Rp32,09 triliun.

Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi dari kenaikan penjualan membuat laba bersih JPFA tergerus 29,80 persen secara tahunan menjadi Rp1,42 triliun, dari sebelumnya Rp2,02 triliun.

Di sisi lain, jumlah aset Japfa tercatat meningkat menjadi Rp32,69 triliun per 31 Desember 2022, dibandingkan dengan Rp28,58 triliun pada 31 Desember 2021. Kenaikan terutama disebabkan oleh meningkatnya persediaan sebesar 20,21 persen menjadi Rp9,27 triliun.

Liabilitas Japfa juga meningkat 22,91 persen menjadi Rp19,03 triliun yang disebabkan oleh kenaikan utang bank jangka pendek sebesar Rp2,55 triliun dan utang usaha Rp1,02 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper